SUKABUMIUPDATE.com - Pengrajin bata merah di Kampung Pajagan RT 1 RW 7, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi berupaya menjaga kualitas. Ini harus dilakukan agar produk yang dibuat secara tradisional, dapat bersaing dengan bata ringan atau hebel.
"Kami berani bersaing. Bata merah punya banyak keunggulan dibanding hebel, lebih kuat untuk dijadikan bahan bangunan," ujar Asep Rahmat (39 tahun) seorang pengrajin bata merah di Kampung Pajagan, Sabtu (3/3/2018).
BACA JUGA: Perajin Cibatu Kabupaten Sukabumi Siap Hadapi Serbuan Mata Cangkul Impor
Asep tidak memungkiri, Ia sempat kerepotan saat produk hebel mulai membanjiri pasaran. Ia pernah kehilangan konsumen sekitar dua hingga tiga bulan.
Untuk mengatasi hal itu, Asep berupaya menjaga kualitas bata merah yang Ia produksi. Bahan baku tanah dipilih dari kualitas terbaik. Tidak sembarangan.
"Selain itu, bata merah harganya lebih murah. Dengan kualitas yang tak kalah, kami tidak takut bersaing," tuturnya.
BACA JUGA: Pengrajin Pedang dan Golok Khas Cibatu Kabupaten Sukabumi
Asep Rahmat sudah menggeluti produksi bata merah sekitar tujuh tahun. Dibantu tiga orang karyawan, bengkel bata merah milik Asep Rahmat dapat menghasilkan sekitar 9 ribu butir bata merah dalam satu bulan. Satu butir bata merah dijual seharga Rp 500.
"Dipasarkannya sekitar Palabuhanratu, Sukabumi. Juga dikirim ke Jakarta," pungkasnya.