SUKABUMIUPDATE.com - Terlepas dari pernah atau tidak, apakah updaters tahu bahwa ada banyak hal yang dapat disebabkan oleh aktivitas Masturbasi?
Seperti diketahui, terdapat dua pandangan yang bertentangan terkait aktivitas masturbasi. Ada yang berpandangan jika masturbasi dapat menurunkan stres, meningkatkan kualitas tidur, serta memperbaiki konsentrasi.
Selain itu, masturbasi secara tidak langsung dapat mencegah penularan penyakit menular seksual seperti HIV, herpes, atau gonore dengan menjadi wadah untuk menyalurkan kebutuhan seksual tanpa resiko tertular dari pasangan yang terinfeksi.
Disisi lain, dikutip dari @neuron para ahli memperdebatkan efek buruk dari masturbasi, salah satunya adalah kecanduan. Seseorang dapat dikatakan kecanduan jika masturbasi sudah mengganggu aspek-aspek kehidupan yang penting seperti hubungan sosial, pekerjaan, sekolah, ataupun kewajiban lainnya.
Tak hanya itu, sebagian orang akan timbul rasa bersalah dikarenakan masturbasi merupakan kegiatan yang bertentangan dengan kepercayaan agama, maupun ketabuhan sosial.
Baca Juga :
Namun, mari kita alihkan sebentar konsentrasi kita terhadap efek dari masturbasi secara fisik. Salah satunya adalah resiko kanker prostat.
Terdapat beberapa penelitian menyatakan masturbasi dapat menurunkan resiko terhadap kanker prostat. Meski sebenarnya setelah dilakukan beberapa penelitian lain, tidak ditemukan sebuah kesimpulan terhadap hubungan antara masturbasi dengan kanker prostat.
Kendala dari pelitian-penelitian tersebut seperti dikarenakan rentang usia yang besar, diantara orang tua dan muda. Sedangkan resiko kanker secara umum meningkat seiring umur bertambah dan kurangnya jumlah pasien yang diteliti.
Selain itu, saat wanita mencapai puncak masturbasi, terjadi kontraksi dari otot-otot rahim dan vagina yang meredakan kram saat menstruasi.
Masturbasi juga dipercata berpotensi meredakan nyeri bahkan dikatakan lebih ampuh daripada ibuprofen. Karena efek dari pelepasan oksitosin pada otak yang meningkatkan hormon-hormon endorfin. Hormon tersebut dapat meredakan persepsi rasa sakit pada otak.