SUKABUMIUPDATE.com - Bakteri pada jenis tertentu dikenal bisa memecah laktosa dan gula untuk membuat yogurt. Kini kemampuan bakteri tersebut dimanfaatkan oleh para peneliti dari Northwestern University dan LanzaTech. Mereka telah memanfaatkan bakteri untuk memecah limbah karbon dioksida (CO2) menjadi bahan kimia industri yang berharga.
Melansir phys.org, dalam studi percontohan baru, para peneliti memilih, merekayasa dan mengoptimalkan strain bakteri dan kemudian berhasil menunjukkan kemampuannya untuk mengubah karbondioksida menjadi aseton dan isopropanol.
Proses pemecahan limbah karbon dapat mengurangi bahkan menghilangkan gas rumah kaca dari atmosfer, juga menghindari penggunaan bahan bakar fosil.
"Krisis iklim yang semakin cepat, dikombinasikan dengan pertumbuhan populasi yang cepat, menimbulkan beberapa tantangan paling mendesak bagi umat manusia, semua terkait dengan pelepasan dan akumulasi karbondioksida yang tak henti-hentinya di seluruh biosfer," kata Michael Jewett, salah satu peneliti dari Northwestern University.
"Secara berkelanjutan dan terbarukan, kami dapat mulai memanfaatkan karbondioksida yang tersedia untuk mengubah bioekonomi," tambah Jewett.
Aseton dan isopropanol banyak digunakan sebagai disinfektan dan antiseptik. isopropanol adalah dasar dari salah satu dari dua formula pembersih yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia, yang sangat efektif dalam membunuh virus SARS-CoV-2.
Baca Juga :
Sedangkan aseton adalah pelarut plastik dan serat sintetis, resin poliester yang menipis, alat pembersih dan penghapus cat kuku.
Meskipun aseton dan isopropanol sangat berguna, mereka dihasilkan dari sumber daya fosil, yang menyebabkan emisi karbondioksida yang menghangatkan iklim.
Untuk memproduksi bahan kimia ini secara lebih berkelanjutan, para peneliti mengembangkan proses fermentasi gas baru.
Mereka mulai dengan Clostridium autoethanogenum, bakteri anaerob yang direkayasa di LanzaTech. Kemudian, peneliti menggunakan alat biologi sintetik untuk memprogram ulang bakteri tersebut untuk memfermentasi karbondioksida menjadi aseton dan isopropanol.
Tim Northwestern dan LanzaTech percaya bahwa proses fermentasi gas ini dapat digunakan ke dalam skala industri. Pendekatan ini juga berpotensi diterapkan untuk menciptakan proses yang efisien untuk menghasilkan bahan kimia berharga lainnya.
"Penemuan ini merupakan langkah maju yang besar dalam menghindari bencana iklim," kata Jennifer Holmgren, CEO LanzaTech.
“Saat ini, sebagian besar bahan kimia berasal dari sumber daya fosil baru seperti minyak, gas alam, atau batu bara. Aseton dan isopropanol adalah dua contoh bahan kimia berharga yang dapat dihasilkan dengan mengubah karbondioksida,” ujar Holmgren.