SUKABUMIUPDATE.COM - Limbah farmasi atau obat-obatan ditemukan mencemari sejumlah sungai di dunia berdasarkan studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of York.
Berdasarkan studi tersebut, obat-obatan yang mencemari sejumlah sungai berada pada tingkat berpotensi beracun.
Melansir phys.org, studi tersebut mengamati 258 sungai di seluruh dunia, termasuk sungai thames di London dan Amazon di Brasil, untuk mengukur keberadaan 61 obat-obatan, seperti carbamazepine, metformin dan kafein.
Studi ini merupakan bagian dari Proyek Pemantauan Farmasi Global yang dipimpin University of York, yang telah berkembang secara signifikan selama dua tahun terakhir.
Baca Juga :
Studi baru ini juga menjadi investigasi skala global pertama terhadap kontaminasi limbah obat-obatan di lingkungan.
Hasil studi ini menjelaskan bahwa limbah farmasi telah mencemari perairan semua benua.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah sungai yang diteliti mengandung kontaminan (seperti sulfametoksazol, propranolol, ciprofloxacin dan loratadine) pada konsentrasi berbahaya.
Para peneliti berharap dengan meningkatkan pemantauan obat-obatan di lingkungan, mereka dapat mengembangkan strategi untuk membatasi efek yang berpotensi ditimbulkan oleh keberadaan polutan farmasi.
"Kami telah mengetahui selama lebih dari dua dekade sekarang bahwa obat-obatan masuk ke lingkungan perairan di mana mereka dapat mempengaruhi biologi organisme hidup,” kata John Wilkinson pemimpin studi ini.
“Tetapi salah satu masalah terbesar yang kami hadapi dalam mengatasi masalah ini adalah bahwa kami belum terlalu representatif saat memantau kontaminan ini, dengan hampir semua data terfokus pada beberapa area terpilih di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Cina,” tambahnya.