SUKABUMIUPDATE.com - Gempa Bumi adalah salah satu bencana alam yang cukup mengerikan. Gempa Bumi dengan kekuatan besar seringkali memberikan dampak yang merugikan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan dampak yang ditimbulkan tersebut tidak dapat pulih dalam waktu singkat.
Gempa Bumi merupakan bencana alam yang sukar untuk diprediksi. Maka dari itu, bencana alam ini memberikan rasa khawatir bagi masyarakat.
Gempa Bumi menjadi bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, bahkan dalam satu bulan bisa terjadi ratusan hingga ribuan kali.
Ada beberapa alasan mengapa Indonesia sering dilanda bencana alam Gempa Bumi. Untuk lebih jelas silahkan simak artikel ini.
Gempa Bumi, Bencana Langganan di Indonesia
Gempa Bumi merupakan bencana alam yang terjadi akibat pergeseran dua lempeng bumi di Kerak Bumi dan Mantel Bumi. Kedua lempeng ini bisa saling menghujam satu sama lain hingga mengakibatkan Gempa Bumi.
Penjelasan Gempa Bumi di atas merujuk pada jenis Tektonik. Selain Gempa Bumi Tektonik, terdapat jenis lain yang diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi yang biasa disebut Gempa Bumi Vulkanik.
Gempa Bumi merupakan bencana alam yang sering kali terjadi di Indonesia. Berdasarkan catatan BMKG, selama 8 tahun terakhir (2013-2020) telah terjadi sekira 60 ribu kali gempa Bumi.
Sepanjang tahun 2021 (Januari-Juli), Indonesia telah mengalami Gempa Bumi sekira 4 ribu kali. Maka tidak heran jika Gempa Bumi diibaratkan sebagai bencana alam langganan Indonesia.
Baca Juga :
Mengapa Indonesia sering dilanda Gempa Bumi?
Ada beberapa faktor mengapa Indonesia sering dilanda Gempa Bumi, diantaranya:
1. Indonesia Menjadi Tempat Pertemuan 3 Lempeng Bumi
Gempa Bumi merupakan bencana alam yang terjadi akibat tumbukan antar lempeng Bumi. Indonesia sendiri merupakan wilayah pertemuan tiga lempeng Bumi yang masih aktif.
Sebagian besar Indonesia terletak di atas Lempeng Eurasia. Lempeng ini meliputi sebagian besar Eropa dan Asia.
Sedangkan bagian Timur Indonesia ada yang terletak di atas Lempeng Pasifik dan Indo-Australia. Lempeng Pasifik ini meliputi daerah Samudera Pasifik dan Oceania. Sedangkan, Lempeng Indo-Australia meliputi Australia, sebagian besar Pulau Papua, dan Samudera Hindia.
Lempeng Eurasia bergerak ke arah Tenggara atau Australia, Lempeng Pasifik bergerak ke arah Barat atau Asia, dan Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah Utara atau Asia.
Ketiga Lempeng tersebut saling bergerak berlawanan arah. Maka tidak heran jika ketiga Lempeng tersebut sering bertabrakan dan menyebabkan Gempa Bumi Tektonik.
Hampir setiap harinya lempeng bumi yang masih aktif akan terus bergerak. Pergerakan lempeng telah menyebabkan perubahan wajah Bumi dari sejak awal pembentukan bumi hingga saat ini.
Jika Gempa Bumi terjadi di daerah barat dan selatan Indonesia, hal tersebut dikarenakan tabrakan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia.
Sedangkan jika gempa bumi terjadi di daerah timur dan utara Indonesia, dikarenakan tabrakan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Pasifik.
2. Indonesia Dilintasi Ring of Fire
Ring of Fire atau Cincin Api merupakan jalur geografis sepanjang tepi Samudera Pasifik yang ditandai dengan keberadaan Gunung Berapi dengan jumlah yang banyak dan aktif serta frekuensi Gempa Bumi yang tinggi.
Ring of Fire ini meliputi beberapa negara seperti Chili, Peru, Sebagian barat Benua Amerika, Alaska, Jepang, Filipina, Selandia Baru dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, jalur Ring of Fire meliputi Kepulauan Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Jawa, dan Sumatera. Maka dari itu, di sepanjang daerah yang disebutkan di atas terdapat banyak gunung berapi.
Jumlah Gunung Berapi Aktif di Indonesia sangat banyak dan berpotensi menyebabkan Gempa Bumi Vulkanik. Gempa Bumi Vulkanik merupakan reaksi berantai dari letusan gunung berapi. 81 persen dari seluruh bencana Gempa Bumi terjadi di wilayah yang dilintasi Ring of Fire.
3. Aktivitas Manusia
Aktivitas Manusia Sejatinya bukanlah penyebab utama sering terjadinya Gempa Bumi di Indonesia. Namun, aktivitas Manusia tetap menjadi salah satu penyebab bencana alam ini. Selain Gempa Bumi Tektonik dan Vulkanik, terdapat jenis Gempa Bumi yang disebabkan oleh runtuhan gua atau interior dalam permukaan Bumi.
Runtuhan tersebut disebabkan oleh aktivitas pertambangan yang berlebihan dan juga berkurangnya volume air tanah. Akibatnya interior dalam permukaan Bumi berkurang kepadatannya dan runtuh hingga menyebabkan Gempa Bumi.
Meskipun Gempa Bumi akibat runtuhan ini memiliki kekuatan yang cukup kecil. Namun, sudah cukup membuat masyarakat ketakutan.