SUKABUMIUPDATE.com - Kiamat merupakan hari terakhir dari kehidupan di Bumi. Peristiwa ini tertulis di berbagai kitab suci. Kiamat bisa terjadi kapanpun di masa depan.
Jika ditilik, Kiamat sebenarnya berpotensi terjadi dengan berbagai faktor dari sisi ilmiah. Saat ini, beberapa teknologi memiliki potensi mengakibatkan Kiamat tersebut. Selain teknologi, keadaan alam di Bumi pun memungkinkan terjadinya Kiamat.
Jika teknologi dan keadaan alam tidak dapat terkontrol dengan baik, bukan tidak mungkin Kiamat bisa terjadi lebih cepat. Berikut ini sembilan faktor penyebab Kiamat dari sisi ilmiah.
1. Kehancuran Ekologis
Manusia didukung oleh semua sistem yang memberikan kemudahan untuk menjalani hidup. Namun, jika sistem tersebut tidak terkontrol maka akibatnya adalah gangguan ekosistem.
Ekosistem dunia bergantung pada keseimbangan yang kini sudah mulai terganggu, seperti yang terlihat dari awal mulai dari perubahan iklim hingga kepunahan jenis hewan. Contoh dari gangguan ekosistem salah satunya adalah penurunan populasi lebah yang menyebabkan rendahnya penyerbukan pada tanaman.
Gangguan ekosistem tersebut memiliki efek domino terhadap aspek lain, yang pada akhirnya bermuara pada kehancuran ekologis.
Runtuhnya sistem ekologis akan menjerumuskan umat manusia ke dalam era kekacauan, dengan konsekuensi yang berpotensi apokaliptik atau Kiamat.
2. Letusan Super Gunung Berapi
Selama periode awal pembentukan Bumi, aktivitas seismik yang parah secara konsisten menyebabkan permukaan Bumi bergerak terus-menerus. Hal Ini akhirnya menyebabkan pembentukan massa tanah yang naik di atas permukaan laut ataupun sebaliknya.
Bukti dari proses seismik ini dapat kita disaksikan saat ini, gunung berapi seolah hidup dibarengi dengan aktivitas seismik lainnya yang mengguncang planet ini, dan mengeluarkan cairan magma yang ada jauh di bawah kerak Bumi.
Para Ilmuwan percaya bahwa letusan gunung berapi super benar-benar dapat mengakhiri dunia. Namun terdapat syarat agar letusan gunung berapi super dapat menyebabkan Kiamat yakni muntahan lava dan awan panas dahsyat, yang meliputi area sekitar 1.000 kilometer persegi.
Letusan gunung berapi dahsyat tidak hanya menghancurkan sebagian besar permukaan Bumi, namun juga akan menimbulkan cukup banyak debu dan kotoran untuk mengaburkan Matahari dan mencemari Atmosfer.
Letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dan gunung Tambora pada tahun 1815 mampu mengacaukan kehidupan di Bumi. Namun kedua letusan tersebut belum cukup untuk menyebabkan 'Kiamat'.
3. Pandemi Global
Salah satu penyebab potensial Kiamat yang paling tidak terduga adalah pandemi global, yang telah bertanggung jawab atas pengendalian populasi sepanjang sejarah.
Beberapa abad ke belakang terjadi wabah pes, yang mengurangi populasi planet ini hingga sepertiga. Selain itu ada wabah Flu Spanyol, yang menginfeksi sekitar 500 juta orang, membunuh antara 10% hingga 20% dari mereka yang jatuh sakit. Dan kini, wabah COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia.
Pandemi modern saat ini yang dapat memicu kepunahan Manusia secara masal yakni ebola, AIDS, H1N1 dan penyakit mematikan lainnya yang mungkin dapat bermutasi sehingga semakin ganas dan resisten terhadap obat-obatan.
4. Asteroid
NASA saat ini telah mendeteksi sekitar ribuan asteroid yang melewati Tata Surya kita. Ribuan Asteroid tersebut dapat berpotensi menghantam planet kita.
Para peneliti percaya bahwa sekali setiap 20 juta tahun atau lebih, sebuah asteroid yang panjangnya melebihi lima kilometer membuat dampak pada Bumi.
Asteroid yang menghantam Bumi melepaskan energi yang setara dengan 100 ribu kali bom terbesar yang diledakkan oleh Manusia. Jenis tumbukan ini akan menghancurkan negara sebesar Belanda, atau, jika mendarat di lautan, menciptakan gelombang pasang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan menyapu sebagian besar daratan.
Mirip dengan skenario gunung berapi super, atmosfer akan tertutup oleh debu dan awan partikel, sehingga menghalangi Matahari.
Baca Juga :
5. Perang Nuklir
Meskipun perjanjian anti-nuklir setuju untuk mengurangi jumlah bom nuklir yang digunakan oleh pihak militer manapun, namun masih banyak negara memiliki hulu ledak nuklir untuk kepentingan pertahanan.
Rata-rata, masing-masing perangkat hulu ledak memiliki kekuatan ledakan 33.500 kiloton, lebih dari cukup untuk menghancurkan sebagian besar permukaan planet ini.
Namun, kemungkinan dampak radioaktif akan menghabisi umat manusia secara keseluruhan, menghancurkan kehidupan organik dan merusak persediaan air tawar di Bumi. Dampak perang nuklir ini mirip dengan dampak asteroid dan potensi gunung berapi super.
6. Makhluk Sintetis
Teknologi masa depan yang luar biasa menjanjikan terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi kita semua. Namun teknologi tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan ‘self-killing’.
Dalam kasus biologi sintetik yang dibuat melalui rekayasa genetika, kesalahan sederhana atau ilmuwan ‘gila’ dapat melepaskan organisme yang lebih mematikan daripada pandemi yang diciptakan oleh alam.
Makhluk sintetis dapat menghancurkan bagian penting dari ekosistem kita atau bahkan menghancurkan genetika Manusia yang vital sehingga terciptalah kehancuran dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
7. Perubahan Iklim Ekstrim
Bumi saat ini sedang mengalami rekor suhu global terpanas, gelombang cuaca buruk, lapisan es yang mencair dan naiknya permukaan laut.
Semua gejala perubahan iklim di atas sangat menakutkan dan telah mengakibatkan banyak penderitaan manusia, tetapi mungkin hasil yang paling menakutkan akan terjadi jika suhu global rata-rata naik 7 derajat Celcius.
Sekitar setengah dari populasi bumi akan mengalami kondisi yang membuat fisiologi manusia tidak mungkin mendinginkan dirinya sendiri dengan berkeringat selama musim panas. Selain itu, kondisi ini juga dapat membuat Amerika Serikat bagian Timur, sebagian Cina dan India sama sekali tidak dapat dihuni.
Kenaikan suhu global rata-rata 10 derajat celsius pada akhirnya akan membuat sebagian besar Bumi yang berpenduduk tidak dapat dihuni karena keterbatasan fisiologi manusia.
8. Nanotechnology
Nanotechnology adalah inovasi Manusia fantastis lainnya yang memiliki kapasitas untuk mempermudah jalannya kehidupan.
Kemampuan untuk mengendalikan mesin kecil yang dapat memanipulasi potongan-potongan kecil materi pada tingkat seluler dan molekuler, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan medis yang menghancurkan penyakit seperti kanker.
Teknologi ini juga dapat menciptakan solusi untuk menghilangkan polusi dan racun dari lingkungan, bahkan meningkatkan hasil pertanian, serta mempermudah pembuatan bahan makanan..
Namun, Nanotechnology juga dapat digunakan sebagai senjata tak terbendung yang membahayakan kehidupan Manusia. Masalah potensial lain dari Nanotechnology adalah kemungkinan terjadi replikasi tak terkendali yang menciptakan partikel-partikel kecil yang dapat mencemari atmosfer.
9. Robot
Menurut para ilmuwan, penyebab Kiamat yang paling mungkin terjadi adalah Robot (Kecerdasan Buatan).
Peneliti kecerdasan buatan menggunakan kecerdasan Manusia sebagai acuan dan template. Sehingga kecerdasan buatan melakukan penjiplakan dari Manusia dan kemudian dimodifikasi serta ditingkatkan sedemikian rupa sehingga mengalahkan Manusia itu sendiri.
Gambaran itu pada akhirnya dapat mereplikasi sisi gelap dari sifat manusia yang mendambakan kekuasaan, keserakahan, dan dominasi atas bentuk kehidupan lain.
Meskipun kecerdasan buatan kemungkinan akan benar-benar membantu menyelamatkan umat Manusia dari kebodohannya sendiri. Namun, ada juga kemungkinan kecil tetapi tidak signifikan bahwa kecerdasan buatan menjadi bentuk kehidupan yang unggul dan bekerja untuk membasmi apa yang dianggapnya sebagai parasit di Bumi yakni umat manusia.