SUKABUMIUPDATE.com - Warga Banda Aceh pada Selasa (7/7/2021) dihebohkan oleh munculnya awan mirip unidentified fliying object (UFO) atau piring terbang di langit Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru. BMKG mengatakan itu adalah awan lenticularis yang berbahaya untuk penerbangan.
“Ini disebut awan Lenticularis atau biasa disebut awan topi atau awan tudung. Bagi penerbangan dampaknya sangat berbahaya,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi di Meulaboh, seperti dilansir dari Suara.com dari Antara, Rabu (7/7/2021).
Fenomena awan lenticularis sudah sering terjadi di Indonesia. Misalnya pada Februari lalu, awan mirip UFO ini muncul di atas langit Pasuruan, Jawa Timur.
Sementara pada 5 November 2020 lalu, awan lenticular muncul berbarengan di atas beberapa gunung raksasa di Jawa seperti di Gunung Sumbing, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Sindoro, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
Pakar iklim Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani, awan lenticularis merupakan fenomena biasa. Awan ini sering muncul atau terbentuk di daerah pegunungan maupun perbukitan.
Pembentukan awan lenticularis, kata Emilya, dipengaruhi oleh faktor orografis/elevasi mirip dengan awan biasa. Tetapi jika awan biasa terbentuk di sisi pegunungan yang berangin atau sisi hadap lereng (windward), maka awan lenticularis terbentuk di sisi bawah angin atau sisi belakang lereng (leeward).
Udara lembab naik ke sisi atas gunung/bukit akan mengalami pendinginan dan pemadatan sehingga menghasilkan awan. Namun, di sisi yang berlawanan dengan angin, udara menurun dan menghangat sehingga terjadi penguapan.
"Dilihat dari permukaan, awan tidak bergerak saat udara mengalir dan lapisan pembentuk awan terlalu kering sehingga lenticular akan terbentuk satu di atas yang lain. Bahkan, terkadang hal ini meluas ke lapisan stratosfer dan terlihat seperti UFO," papar Emilya.
Kemunculan awan lenticularis ini biasanya akan menimbulkan hujan dengan intensitas sedang, imbuh Emilya seperti dikutip dari laman resmi UGM.
Sementara menurut BMKG mengatakan awan lenticuralis berbahaya, khususnya bagi pesawat terbang, karena dapat menyebabkan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang kuat.
SUMBER: SUARA.COM