SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengusulkan pembangunan shelter sebagai upaya mitigasi bencana Tsunami di Palabuhanratu Sukabumi. Selain itu, untuk menekan jumlah korban jika bencana ini terjadi juga diperlukan sosilisasi yang terus menerus kepada warga pesisir selatan Sukabumi.
Ini sejumlah hal yang disepakati dalam komitmen daerah untuk mendorong masyarakat ikut terlibat mitigasi penanganan bencana alam khususnya gempa bumi dan Tsunami. Komitmen ini disepakati bersama oleh BMKG dan semua unsur yang terlibat dalam sosialisasi subsistem pendukung peringatan dini Tsunami atau mitigasi bencana Tsunami yang dilaksanakan yang digelar sejak tanggal 14 Desember kemarin hingga hari ini di Palabuhanratu.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan fakta integritas dibuat agar masyarakat bisa ikut terlibat dalam penanganan mitigasi ketika terjadi bencana baik gempa bumi maupaun Tsunami. "Jadi penanganan bencana tidak hanya pemerintah tapi semua element,ada masyarakatnya, pemerintah dareah, Kecamatan dan desanya," ujarnya, Selasa (15/12/2020).
"Karena itu tadi, seperti yang di pembukaan awal kemarin bahwa workshop ini berbasis masyarakat jadi tidak hanya pemerintah saja, masyakat juga terlibat penuh," sambungnya.
BACA JUGA: Laut Selatan Sukabumi Rawan Tsunami, Ini Komitmen BMKG untuk Masyarakat
Tony Agus Wijaya menjelaskan untuk kesepakatan fakta integritas berdasarkan hasil musyawarah itu ada sejumlah point yang ditandatangani oleh semua unsur yang hadir. Mulai dari Ktua Balai BMKG Wilayah II, Hendro Nugroho, dan perwakilan Forkompimcam Palabuahantu oleh Danramil 2202 Palabuhanratu, Kepala Desa Citepus, Bhabinkamtibmas, Babinsa serta satgas BPBD serta perwakilan hingga unsur masyarakat.
"Dari BMKG termasuk saya. Intinya masyarakat terlibat dari awal mulai dari merencanakan, sosialisasi, penanganan evakuasi. Nanti mereka (masyarakat) berperan dari awal hingga akhir," jelasnya.
Masih kata Tony, dalam pembahasan workshop penguatan subsistem pendukung peringatan dini tsunami di hari kedua ini membahas jalan jalur evakuasi, sarana dan prasarana petunjuk jalur evakuasi serta titik kumpul.
"Ternyata Palabuhanratu belum membangun atau memiliki tempat evakuasi sementara atau shelter. Hasil musyawarah ditentukan nanti rencananya di jalan Cikeong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu yang berdekatan dengan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi," terangnya.
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Potensi Gempa dan Tsunami Besar di Sukabumi
Sementara itu, Danramil 2202 Palabuhanratu Budi Hadi Priyadi mengatakan komitmen dan fakta integritas antara BMKG dengan peserta workshop harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga lebih mudah diaplikasikan di lapangan sebagai prosedur tetap yang harus dilaksanakan oleh masyarakat pesisir.
"Ini harus disosialisasikan, apa itu mitigasi, harus berbuat apa dan bagaimana menghadapi situasi yang situasional saat terjadi gempa bumi ataupun Tsunami," timpalnya.
"Yang paling penting tindakan edukasi dan latihan latihan seperti ini rutin sehingga mereka (masyarakat) tahu apa yang harus di kerjakan dan yang tidak boleh di kerjakan," tandasnya.
Ingat pesan ibu:
Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.