SUKABUMIUPDATE.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis daftar daerah-daerah di Indonesia yang rawan terdampak dari curah hujan tinggi yang dipicu puncak iklim global La Nina. Sukabumi baik kota dan kabupaten masuk dalam daftar tersebut, bersama Cianjur dan Bandung barat untuk kawasan yang berpotensi terjadi banjir atau bencana hidrologi sebagai dampak la lina.
Hal ini diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawat. Ia menjelaskan musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020, dan diperkirakan berlangsung hingga April 2021 dengan intensitas Lemah hingga Moderat.
La Nina dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan musiman di Indonesia. Berdasarkan catatan historis data hujan Indonesia, pengaruh La Nina tidak seragam tergantung pada bulan, daerah dan intensitas La Nina.
"Sebagai langkah mitigasi perlu dilakukan optimalisasi tata kelola air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir; danau embung sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih," kata Dwikorita Sabtu pekan lalu dikutip dari sejumlah media online.
BACA JUGA: Kesaksian Warga Cibuntu, Saat Banjir Bandang Sukabumi Terjang Rumah dan Seret Warga
Selain itu, lanjut Dwikorita, dia mendorong Pemerintah Daerah dan masyarakat agar tetap memonitor perkembangan cuaca/iklim melalui web BMKG. Atau aplikasi mobile phone Info BMKG yang dapat diinstall dari Play store/Apple store. Alternatif lain adalah dapat mengubungi kantor BMKG yang ada di setiap provinsi.
Dalam daftar yang dirilis BMKG tersebut Kota dan Kabupaten Sukabumi masuk sebagai daerah dengan potensi banjir pada bulan November 2020 yang dipicu oleh La Nina. Di Jawa Barat, ada empat daerah yang diminta untuk waspada dengan curah hujan sepanjang November 2020, yaitu Kota Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” Tulis BMKG dalam websitenya.
Soal potensi ini, apa yang harus pemerintah daerah dan warga Sukabumi lakukan. Dihubungi melalui pesan singkat, Kepala Pelaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencara Daerah) Kota Sukabumi, Imran Wardhani menegaskan sudah mendapatkan informasi tersebut dari BPBD Provinsi dan BMKG.
BACA JUGA: Tiang Listrik dan Pohon Roboh di Selakaso Timpa Mobil, Sukabumi Hujan Angin
Menurut Imran ada sejumlah langkah yang dilakukan terkait ancaman la nina pada bulan Noveber 2020 ini. Mulai dari koordinasi secara berkala dengan Dinas terkait terkait dan aparatur Kota Sukabumi, monitoring untuk mendapatkan update informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui website BMKG.
Kemudian penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir, dan tanah longsor kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang risiko tinggi. “Meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan patroli wilayah, sosialisasi dan edukasi terkait potensi pencegahan banjir, dan tanah longsor dengan menggunakan media elektronik atau sosial media mengingat wilayah Indonesia sedang mengalami pandemi covid-19,” tegas Imran.
Apabila diperlukan lanjut Imran dapat mengaktivasi rencana kontingensi menjadi rencana operasi dan dimutakhirkan dengan situasi terkini serta mengaktifkan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana. “Tentu dengan tetap menerapkan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan peraturan lainnya yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam percepatan penanganan covid-19,” pungkasnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.