SUKABUMIUPDATE.com - Sineas muda Sukabumi menoreh prestasi di kancah intenasional. Film berjudul "Burung Yang Tak Kau Hendaki Berkicau" karya Andri Firmansyah (23 tahun) menjadi salah satu film dari 26 film terseleksi di SeaShorts Film Festival yang berlangsung di Malaysia, pada 25-29 September 2019.
Untuk masuk dalam 26 film terseleksi di SeaShorts Film Festival ini tidak mudah karena harus bersaing dengan 350 film karya sutradara-sutradara Asia Tenggara.
BACA JUGA: Pelajar Sukabumi Sabet Penghargaan Film di Australia
"Ini adalah hasil dari kerja keras dan Alhamdulillah, senang pasti bisa mewakili dari Indonesia," ujar Andri saat dihubungi, Jumat (18/10/2019).
Film berjudul "Burung Yang Tak Kau Hendaki Berkicau" karya Andri Firmansyah.
Mahasiswa IKJ Jakarta ini mengatakan, filmnya menceritakan tentang seorang wanita yang mempersiapkan rumah peristirahatan terakhir ini dapat memikat para juri dari beberapa negara.
BACA JUGA: Nobar Film BJ Habibie, Fahmi: Tiga Hal Ini yang Melekat pada Rudy
"Singkatnya sih film ini terinspirasi dari beberapa pembangunan jalan tol yang mengharuskan menggusur tempat tinggal, pemakaman, warga yang tinggal disana. Saya rasa, ada kejanggalan disana. Dan akhirnya keresahan ini saya buatkan film." pungkas warga Jayamekar, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi ini.
Selain itu, Film pendek animasi yang berjudul "Llop Mougn" karya Oktivani Anggia pun turut menjulang di kancah Internasional. Selain masuk dalam S-Express in Southeast Asia, sebuah pertukaran film pendek di Asia Tenggara, karya Anggia ini akan diputar di 10 negara yang ada di Asia Tenggara dan disandingkan dengan film "Burung Yang Tak Kau Hendaki Berkicau" karya Andri Firmansyah di SeaShorts Film Festival.
Film pendek animasi yang berjudul "Llop Mougn" karya Oktivani Anggia.
"Seneng sih udah pasti, tapi aku udah kebayang sih kalau karya aku bisa tembus ke sana. Karena sesuai aja gitu sama kerja keras aku selama bikin filmnya," ungkap warga Perum Baros Kencana, Kota Sukabumi ini.
Film pendek Llop Mougn karya lulusan ISI Jogja ini adalah film animasi 2D bergenre eksperimental ini menceritakan seorang anak perempuan yang percaya dengan mitos pusar yang digigit capung bisa menghentikan kebiasaan mengompol.
BACA JUGA: 3 Film Indonesia Diputar di Festival Film Tokyo 2019
"Kedepannya sih rencana mau bikin film animasi selanjutnya, mudah-mudahan pertengahan tahun depan bisa mulai produksi lagi. Tapi kalau untuk bayangan berkarya di Sukabumi sih kayaknya belum ada. Antara produksi di Jogja atau Sukabumi masih belum tahu. Tapi kalo untuk ngadain kelas sharing, workshop gitu aku mau banget sih bikin di Sukabumi," pungkasnya.
Sebelumnya, prestasi juga diraih dari film pendek berjudul "Divergensi" karya Jonggi Muhammad K (17 Tahun), siswa SMAN 3 Kota Sukabumi. Dia mendapat penghargaan di ajang ReelOzlnd! Australia Short Film Competition and Festival 2019.