SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga kajian Talungtik Institute Sukabumi mencatat trend pengguna media sosial terus mengalami kenaikan signifikan. Data tahun 2016, Talungtik Institute mencatat 46 persen dari jumlah penduduk Kota Sukabumi merupakan pengguna media sosial aktif. Data didapat melalui metode sampling 400 responden, dan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin error 4,9 persen.
Direktur Talungtik Intitute, Isra Yanuar Giu mengatakan, meski belum memiliki data terbaru tentang pengguna media sosial, namun melihat fenomena hari ini, banyak indikator yang memperlihatkan peningkatan pengguna media sosial. Bahkan ia mengambil contoh di kalangan pelajar SMA sederajat negeri di Kota Sukabumi, nyaris 100 persen merupakan pengguna media sosial aktif.
"Kita ambil contoh, hari ini masyarakat Kota Sukabumi untuk membeli handphone atau spartphone secara harga relatif terjangkau. Karena handphone atau smartphone sangat mudah terakses, sehingga pengakses dunia maya diperkirakan meningkat," ujar Isra kepada sukabumiupdate.com.
Disisi lain, Isra melihat adanya pergeseran karakter seseorang yang kepalang aktif di dunia maya. Kalau melihat secara teori, kata Isra, mereka yang mengakses dunia maya, siapapun bisa jadi siapa saja, bisa berbuat apa saja tanpa ada filter. Bahkan di ruangan tertutup sekalipun pengguna aktif dunia maya bisa berbuat apa saja.
"Sebetulnya ini karakter dunia maya terhadap perilaku seseorang. Karena kenapa? Dia itu berhadapan dengan benda mati. Beda dengan dia berhadapan secara langsung. Ini soal interaksi. Karena berhadapan dengan benda mati, dia merasa menguasai itu. Benda mati itu tidak ada feedback," ujarnya.
Dalam konteks sosial, sambung Isra, di dalam status di dunia maya orang tersebut terkenal garang. Namun di dunia nyata, ternyata aslinya seseorang yang pendiam. Isra menilai, efek dari penggunaan dunia maya, secara priskologis sangat berpengaruh terhadap psikologis seseorang.
BACA JUGA: Medsos dan Kaum Milenial Sukabumi, Ngaji di Google Hingga Prostitusi Online
"Kalau benar berkomunikasi dengan seseorang, ada feedback. Nah feedback itu yang kemudian membuat seseorang belajar cara berkomunikasi yang baik. Karena enggak ada feedback, dia kemudian akan pukul rata semuanya," imbuhnya.
Menurutnya, jika ingin ada perubahan pola perilaku, butuh kerja keras dari semua unsur. Peran pemerintah, lembaga terkait dan peran keluarga di rumah juga sangat penting. Bagaimana agar lingkungan sekitar bisa membuat seseorang lebih bijaksana dalam mengakses dunia maya.
"Fenomena hari ini, kecepatan dunia maya, lebih cepat daripada kecepatan berpikir kita. Nah, itu yang jadi permasalahan," tandasnya.