SUKABUMIUPDATE.com - Polres Sukabumi Kota menggagas Focus Group Discussion (FGD) di salah satu hotel berbintang Jalan Selabintana, pada Rabu (30/1/2019) pagi. FGD mengusung tema Peran dan Tantangan Pemuda di Era Generasi Milenial.
FGD mengundang beberapa narasumber yang membedah beberapa problem yang biasa dihadapi kaum milenial. Yakni tentang bagaimana kaum milenial menggunakan media sosial, serta bagaimana kaum milenial memaknai dan menangkal radikalisme.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, FGD digagas sebagai bentuk kepedulian Polri terhadap kaum milenial yang hari ini menghadapi era yang tak biasa, dimana kemajuan teknologi maju pesat, dan mesti diikuti pemahaman yang lebih maju pula.
"Berbahaya bagi persatuan dan kesatuan. Beberapa perkara sudah kita ungkap. Seperti hoaks, prostitusi online dan sebagainya. Inilah sisi negatif dari kemajuan teknologi. Makannya perlu diberikan pemahaman yang benar melalui FGD ini," tandas Susatyo.
Salah satu pembicara FGD, Abu Bakar Sidik menyinggung soal fenomena hari ini, dimana banyak pengguna media sosial mengaji dan mencari ilmu agama dengan referensi Google, bukan dari guru yang jelas.
Padahal menurutnya, dalam istilah pesantren dikenal ada sanad keilmuan. Artinya, ilmu yang didapat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, siapa yang mencari ilmu dan siapa yang memberikan ilmu.
BACA JUGA: Gara-gara Postingan Medsos, Brigez Ujungenteng dan XTC Surade Dibubarkan
"Mengaji dan mencari ilmu agama itu harus jelas siapa gurunya. Kalau di google kan tidak jelas, tidak kelihatan siapa gurunya, yang mana," jelas Abu Bakar dalam pemaparannya.
Di tempat yang sama, pemerhati pendidikan Sukabumi, Mulyawan dalam salah satu pemaparan membahas soal rendahnya budaya literasi yang mengakibatkan suburnya hoaks.
Hal itu diperkuat Mulyawan sambil memperlihatkan salah satu tulisan di media nasional tentang rendahnya budaya literasi di Indonesia.