SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan saat ini ada 20 gunung api di Indonesia yang aktivitasnya di atas normal. Dua diantaranya berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, yaitu Gunung Gede dan Gunung Salak.
Seperti dilansir dari tempo.co, dari 20 gunung api di Indonesia yang aktivitasnya di atas normal, satu di berstatus Awas, dua Siaga, dan sisanya 17 gunung adalah Waspada. “Yang Awas itu Gunung Sinabung, dan Siaga itu Gunung Agung dan Gunung Soputan,” kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Kristianto, Selasa, 18 Desember 2018.
Gunung Gede dan Gunung Salak di Kabupaten Sukabumi termasuk yang berstatus waspada, dan menjadi tujuan wisata seperti saat ini jelang libur Natal dn Tahun Baru. PVMBG, ujarnya, telah berkoordinasi dengan pengelola daerah wisata di lokasi gunung api yang menjadi tujuan wisata.
BACA JUGA: PVMBG: 20 Gunung Api Indonesia Memiliki Aktivitas di Atas Normal
"Seperti Gunung Tangkubanparahu, Dieng, Papandayan, Gede, dan Bromo, kita sudah memberikan arahan untuk tetap berhati-hati dan berkoordinasi dengan kami di PVMBG atau di Pos Pengamatan Gunung Api yang stand-by memberikan informasi,” kata dia.
Kris mengingatkan sejumlah bahaya gunung api aktif yang mesti diwaspadai. Misalnya, mengeluarkan letusan nyaris tanpa tanda-tanda. “Bukan tidak ada prekursor (gejala awal), tapi prekursornya pendek. Dan tidak terlalu signifikan,” kata dia.
BACA JUGA: Heboh Isu Kawah Aktif di Gunung Gonggang Sukabumi, Ini Penjelasan PVMBG
Sejumlah gunung api mempunyai karakteristik demikian, di antaranya Gunung Tangkubanparahu dan Papandayan. “Contoh di Gunung Tangkubanparahu tahun 2013, beberapa kali terjadi letusan freatik yang tidak didahului oleh prekursor signifikan. Untungnya terjadi subuh, waktu itu terjadi dua kali, subuh dan malam hari,” kata dia.
Kris mengatakan, saat itu letusan freatik sempat menghasilkan lontaran material yang jatuh di sekitar kawah Gunung Tangkubanparahu. “Bisa dibayangkan kalau terjadi siang hari, mungkin akan menimbulkan kepanikan, dan mungkin ada yang terkena lontaran tersebut. Umumnya material yang dilontarkan akibat letusan freatik tidak panas, tapi yang namanya kepanikan, malah akan menimbulkan masalah baru. Ini yang harus diwaspadai,” kata dia.
Gunung Salak punya karakteristik ancaman yang berbeda. “Terutama pada pengumpulan gas beracun yang harus diwaspadai. Terutama pada saat cuaca mendung, hujan, dan jangan masuk ke kawahnya. (Ancaman bahaya) ini sudah disampaikan pada pengelola, dan kita juga membuka diri untuk pengamat gunung api memberikan imbauan. Itu sudah,” kata Kris.