SUKABUMIUPDATE.com - Para ilmuwan menemukan jika planet Bumi berputar lebih cepat dan membuat hari lebih pendek dari biasanya, hal itu menyebabkan para ilmuwan kebingungan. Kini para ilmuwan mulai mengemukakan pendapatnya atas fenomena tersebut.
Mengutip dari Tempo.co, pada 29 Juni lalu, Laboratorium Fisikal Nasional di Inggris mencatat hari terpendek dalam sejarah, yakni 24 jam kurang 1,59 milidetik. Hari semakin pendek ketika Bumi berotasi atau berputar pada sumbunya lebih cepat.
Menggunakan data dari International Earth Rotation and Reference Systems Service, timeanddate.com mengatakan sepanjang 2020 terjadi 28 hari terpendek di dunia yang dicatat sejak diperkenalkannya jam atomik pada 1960-an yang membuat pengukuran secara ilmiah akurat.
Rotasi Bumi yang menjadi lebih cepat telah berlanjut semakin cepat dibandingkan rata-rata pada 2021, menuntun ke rekor hari terpendek yang pernah dicatat pada 2022 ini.
Jika tren kecepatan rotasi Bumi ini berlanjut, para ilmuwan mungkin ingin menerapkan mundur satu detik, atau lompatan negatif satu detik, yang dapat mengkompensasi hari-hari yang lebih pendek yang telah terjadi. Tapi, menurut unggahan Meta pada 25 Juli lalu, hal itu dapat menyebabkan masalah teknologi.
"Dampak lompatan negatif satu detik belum pernah diuji pada skala yang luas; ini bisa memiliki efek merusak pada software yang bergantung kepada pencatat waktu atau scheduler," kata insinyur Meta, Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi, dalam unggahan itu.Yang pasti, keduanya menambahkan, "Setiap lompatan satu detik adalah sumber masalah besar untuk mereka yang mengelola infrastruktur hardware."
Tapi, apa penyebab Bumi menjadi berputar lebih cepat itu? Sebagian ilmuwan menyalahkan fenomena yang disebut Chandler Wobble. Ditemukan pada akhir 1800-an fenomena itu lahir dari konsep dasar bahwa laju perputaran Bumi pada sumbunya tidak tepat sama.
Ada sebuah lendutan (wobble) alami dalam pengukurannya, apakah itu karena Bumi yang tidak bulat sempurna, karena perubahan pasang laut, karena angin menggerakkan air, atau bahkan fakta gempa yang menyebabkan deviasi kecil.
Sebagian lain menyalahkan meleleh dan membekunya lapisan es secara konstan dan faktor perubahan iklim lain. Para ilmuwan belum ada yang yakin di antara kemungkinan penyebab-penyebab itu.
Apapun alasan pasti untuk Chandler Wobble, fenomena ini hanya berdampak kepada para astronom dan mempengaruhi setitik kecil saja dalam navigasi Global Positioning System.
Tapi untuk menjaga irama waktu, melambatnya putaran Bumi dalam jangka panjang beberapa dekade lalu mengantar kepada introduksi lompatan satu detik pada 1972. Sejak itu, 27 kali lompatan satu detik telah ditambahkan untuk menjaga kesesuaiannya dengan Coordinated Universal Time.
Tapi, jika rotasi Bumi benar-benar menjadi lebih cepat, tidak hanya membuat lompatan satu detik menjadi usang, tapi membawa potensi untuk lompatan negatif satu detik untuk menjaga tarian Bumi harmonis dengan waktu.
Itu sebabnya Meta ingin menghapus lompatan positif satu detik dan menghindari keduanya, juga diskusi apapun tentang lompatan negatif satu detik.
"Lompatan detik dan dampak yang diciptakannya menyebabkan banyak masalah di banyak industri," tulis para insinyur raksasa teknologi itu. Menurut mereka, dengan tumbuhnya kebutuhan akan presisi jam di seluruh jenis industri, lompatan detik saat ini menyebabkan lebih banyak masalah daripada manfaat. "Berujung kepada gangguan dan pemadaman."
Sementara para insinyur sibuk berusaha menghapus lompatan detik, para ilmuwan masih mencoba mencari tahu kenapa kecepatan rotasi Bumi bisa berubah.
Tentu saja, Bumi bisa melambat lagi dan kecemasan mereda. Atau sebaliknya, berputar pada sumbunya lebih cepat lagi dan hari semakin pendek.
SUMBER: TEMPO.CO/POPULAR MECHANICS