Selama 2019, Polusi Jadi Pemicu Kematian 9 Juta Orang di Dunia

Jumat 20 Mei 2022, 08:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Polusi yang dihasilkan setiap hari oleh aktivitas manusia benar-benar dapat mengancam kelangsungan hidup di dunia.

Mengutip dari Suara.com, polusi telah menyebabkan kematian terhadap sekitar sembilan juta orang di seluruh dunia tahun 2019, menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Lancet, jurnal kedokteran internasional.

Berdasarkan riset itu, satu dari enam kematian secara global disebabkan oleh polusi.

Secara lebih detail, laporan terbaru dari okomisi tentang polusi dan kesehatan Lancet menyebut 6,7 juta kematian pada 2019 disebabkan polusi udara, 1,4 juta akibat polusi air dan sekitar 900.000 kematian karena polusi timbal.

Baca Juga :

Studi ini menemukan, lebih dari 90% kematian terkait polusi itu terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. India menempati urutan teratas dengan 2,36 juta kematian dan China berada di nomor dua (2,1 juta kematian).

Di India, hampir 1,6 juta kematian pada tahun itu disebabkan polusi udara dan lebih dari 500.000 dipicu polusi air.

Laporan itu juga menyebut, India - di mana polusi udara yang buruk membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun - tetap berada di antara negara yang terkena dampak terburuk dibandingkan laporan sebelumnya.

Laporan ini memperbarui perkiraan tahun 2015 tentang kematian dini yang disebabkan polusi. Studi Lancet ini menyebut bahwa data dari Global Burden of Diseases, Injuries and Risk Factors Study 2019 (GBD) menunjukkan, polusi "memang menyebabkan sekitar sembilan juta kematian per tahun. "

photo(Ilustrasi) Polusi berdampak pada Bumi dan makhluk hidup lainnya. - (iqair.com)</span

Angka kematian yang disebabkan jenis polusi terkait kemiskinan ekstrem memang mengalami penurunan dalam laporan 2019. Jenis itu mencakup polusi udara rumah tangga dan polusi air,

Namun, di sisi lain, penurunan itu diimbangi peningkatan kematian yang disebabkan polusi industri, seperti polusi udara ambien (udara bebas di permukaan bumi yang dihirup makhluk hidup) dan polusi bahan kimia beracun.

Selain kematian, laporan itu juga menyebut bahwa polusi menyebabkan kerugian bagi perekonomian global, sebesar US$ 4,6 miliar (sekitar Rp67,7 triliun). Nominal itu sebanding dengan 6,2% hasil ekonomi global pada tahun 2015.

Khusus di India, laporan tersebut mengatakan bahwa pada tahun 2000, kerugian akibat polusi tradisional setara 3,2% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

Sejak tahun 2020, tingkat kematian yang disebabkan polusi umum telah turun dan kerugian ekonomi berkurang secara substansial, walaupun masih berkontribusi sekitar 1% dari PDB India.

Meski begitu, dari tahun 2000 hingga 2019, kerugian ekonomi yang disebabkan polusi modern, seperti polusi ambien, kimia, dan timbal, meningkat tajam. Sekarang "secara konservatif diperkirakan berjumlah sekitar 1% dari PDB" India.

Laporan tersebut menuliskan, India telah melakukan upaya untuk mengendalikan polusi udara, terutama melalui program Pradhan Mantri Ujjwala Yojana yang ambisius. Ini adalah skema yang diluncurkan pada tahun 2016 oleh Perdana Menteri Narendra Modi untuk membantu perempuan pedesaan miskin beralih ke gas memasak. Tetapi, kesenjangan tetap ada.

photoPolusi dapat menimbulkan sejumlah dampak yang dapat mengurangi kualitas hidup. - (Getty Images)</span

"India telah mengembangkan instrumen dan kekuatan dari sisi peraturan untuk mengurangi sumber polusi. Namun tidak ada sistem terpusat untuk mendorong upaya pengendalian polusi dan mencapai peningkatan substansial," kata periset studi tersebut.

Mereka menyebut pula bahwa di 93% negara, jumlah polusi tetap jauh di atas Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kota-kota di India secara rutin mendominasi peringkat polusi global.

Lebih dari 480 juta orang di India utara menghadapi "tingkat polusi udara paling ekstrem di dunia", menurut sebuah studi oleh kelompok peneliti Amerika Serikat tahun lalu.

Pada September 2021, data dari Institut Kebijakan Energi di Universitas Chicago mengungkap, harapan hidup penduduk ibu kota, Delhi, dapat meningkatkan hingga 10 tahun lebih lama jika polusi udara dikurangi untuk memenuhi pedoman WHO 10 µg/m³.

Pada tahun 2019, rata-rata konsentrasi partikulat India sebesar 70.3 µg/m³. Ini merupakan yang tertinggi di dunia.

SUMBER: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Tags :
Berita Terkini
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten