Setelah Banjir Bandang dari Gunung Salak, Apa Upaya Mitigasi BPBD Sukabumi

Sabtu 03 Oktober 2020, 23:40 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Bencana banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin 21 September 2020. Dampaknya, banyak warga yang menjadi korban karena tempat tinggal yang rusak, dan kendaraan hanyut. Area pesawahan serta irigasi juga kena imbas. Bencana alam yang berdampak ke sejumlah desa di Kecamatan Parungkuda, Cidahu dan Cicurug itu menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Kampung Nyangkowek, Desa Mekarsari dan Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan di Kecamatan Cicurug menjadi titik terparah dari bencana tersebut. Bencana mengancam, lalu mitigasi seperti apa yang dilakukan? berikut wawancara dengan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman.

Temuan apa yang didapat BPBD dari peristiwa bencana banjir bandang ini?

Sesuai tupoksi, BPBD bukan mencari penyebabnya saja. Tetapi bagaimana ke depan mencegah bencana supaya jangan terulang. Karena bagaimana pun dampak bencana banjir bandang ini sangat luar biasa yaitu tiga korban meninggal dunia. Tiga kecamatan yang terdampak banjir bandang. Dari tiga kecamatan itu ada 13 desa dan satu kelurahan. Jumlah rumah yang terdampak 327, kemudian 1.117 jiwa yang terdampak.

BPBD memiliki beberapa klasifikasi dalam menentukan korban, terutama korban material dalam hal ini rumah. Ada rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Rumah tersiram air (banjir bandang) dan terkena material lumpur itu dimasukan karena terdampak

Infrastruktur yang terdampak bencana banjir bandang ini yaitu 7 jembatan lingkungan dan 2 jembatan kabupaten. Kemudian bendungan yang cukup besar dan mengairi irigasi untuk pesawahan yang cukup luas juga terdampak. Kemudian ada beberapa titik pipanisasi yang rusak, sebab masyarakat disana kan banyak menggunakan air bersih dari mata air dan menggunakan pipa untuk mengalirkan ke rumah-rumah.

Sesuai SK Bupati tentang tanggap darurat, BPBD konsentrasi bagaimana mengevakuasi korban, mengelola logistik bantuan, pos pengungsi kemudian pos kesehatan. Bantuan pun masih terus berdatangan, Alhamdulillah.

Sempat beredar bahwa kayu yang terbawa banjir bandang masih ada getahnya kemudian potongannya seperti bekas baru memotong, apa benar seperti itu? 

Memang saya sendiri melihat ada potongan-potongan kayu. Tetapi kita tidak langsung mencurigai bahwa itu ada illegal logging. Kami melihatnya barang kali karena material rumah ini kan ada yang tergusur (banjir bandang). Mungkin saja itu potongan-potongan (kayu) rumah, karena bentuk potongannya pun tidak sama. Kalau ilegal logging logikanya pasti potongannya akan sama karena sudah terukur.

Yang kami lihat itu memang ada potongan-potongan (kayu) termasuk pohon yang terbawa air. Saya waktu itu memandangnya, bahwa itu adalah potongan-potongan (kayu) dari rumah yang tergusur. Bisa saja karena lepas dan sebagainya. Sementara itu. Kami juga meyakinkan waktu diwawancara oleh salah satu media, bahwa kita meyakini belum mengarah kepada adanya pembalakan liar, saya bilang. Karena melihat dari situasi di gunung kalau saya lihat dari foto itu hanya dipinggiran sungai, termasuk longsor itu di pinggiran sungai. 

Adanya longsor di hulu sungai, apa ada kaitannya dengan gempa?

Kaitan dengan gempa, memang pernah terjadi 16 Maret 2020 yang berdampak kepada Kecamatan Kabandungan, Cidahu, Kalapanunggal dan Parakansalak, (pemicu gempa) itu bukan dari Sesar Cimandiri kalau kajian BPBD. Kalau Sesar Cimandiri arahnya ke Sesar lembang, yaitu sekitar Sungai Cimandiri diantaranya termasuk Cireunghas. Kalau ke arah sana yang mengarahnya ke Bogor itu sesar Citarik.

Gunung Salak merapi aktif, bagaimana mitigasi bencana yang dibangun Pemkab untuk lingkungan dibawah kaki Gunung Salak?

Kalau berbicara mitigasi bencana terkait gunung aktif itu kan berbeda dengan mitigasi bencana terkait dengan gempa. Uniknya tadi disitu gunung aktif disitu juga ada Sesar Cimandiri dan Citarik. Disitu ada potensi gempa karena sesar, tetapi juga ada potensi gunung berapi. Sehingga mitigasinya ada dua, tetapi paling tidak yang sudah dilakukan bahwa kami sudah memberikan arahan kepada masyarakat melalui kepala desa dalam bentuk pelatihan-pelatih, termasuk merencanakan membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) khusus dalam penanggulangan bencana-bencana di Kabupaten Sukabumi yang terkait, satu adanya gempa yang berpotensi tsunami, yang kedua mau tidak mau ada gunung berapi salah satunya Gunung Gede yang paling jelas. Sebab kalau menurut informasi antara Gunung Salak dengan Gunung Gede itu nyambung. Ini kan yang kita harus waspadai.

Mitigasi itu intinya bagaimana kita mempersiapkan fisik kita, artinya fisik itu infrastruktur, peralatan dan sebagainya. Yang kedua memberikan penyadaran kepada masyarakat. Yang ketiga bagaimana menyiapkan personil-personil baik itu TNI, kepolisian, BPBD, relawan dan sebagainya.

Mitigasi apa yang sudah dilakukan Pemkab khusus di kawasan Gunung Salak dan Halimun?

Kalau secara khusus belum, saya akui dari BPBD belum. Tapi kita membuat mitigasi itu secara umum tetapi per poin, (misalnya) bagaimana kita mitigasi terhadap terjadi reaksi dari gunung berapi, kita buatkan mitigasi itu, kemudian bagaimana kalau gempa kemudian bagaimana kalau pergerakan tanah. 

Yang jelas BPBD berbicara mitigasi secara keseluruhan. Karena tadi misalkan Gunung Salak, dari satu sisi di Gunung Salak itu ada Gunung api. Disisi lain ada sumber bencana gempa. Misalkan pergerakan tanah, pergerakan tanah itu banyak tidak sehingga tidak dikhususkan di satu daerah.

Tetapi justru dengan kasus ini, kemudian dikaitkan dengan kasus 16 Maret 2020 ada gempa, ini menjadi bahan pemikiran bagi kita untuk mengedukasi masyarakat disekitar itu. 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Life21 November 2024, 18:00 WIB

Doa Selamat Perjalanan, Amalkan Saat Bepergian Keluar Rumah Agar Selamat Sampai Tujuan

Dengan membaca doa selamat perjalanan, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin kita hadapi selama aktivitas di luar rumah.
Bacaan Doa Selamat Perjalanan, Yuk Amalkan Sebelum Pergi Untuk Beraktivitas (Sumber : Freepik.com /@fanjianhua).