Mitigasi Harga Mati, Menyiapkan Sukabumi Saat Gempa dan Tsunami Melanda

Minggu 15 Maret 2020, 04:03 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Masih lekat dalam ingatan, bagaimana gempa bumi Magnitudo 5,1 mengguncang Kabupaten Sukabumi pada Selasa, 10 Maret 2020 lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat ada ribuan rumah dan bangunan yang terdampak. Cakupan dampak gempa tersebar ke 18 desa di tujuh kecamatan, dan wilayah Kalapanunggal menjadi kawasan dengan dampak kerusakan paling parah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Gempa ini disebabkan aktivitas sesar lokal yang terkuat selama 19 tahun terakhir. Bukan hanya itu, masih ada potensi gempa lainnya, yakni gempa zona megathrust laut selatan Sukabumi dengan taksiran kekuatan 8,7 Magnitudo.

Soal kekuatan gempa Magnitudo 8,7 zona megathrust laut selatan Sukabumi, BMKG pun menyebut hal itu merupakan hasil kajian bukan prediksi. Namun, meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo di zona megathrust, hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi.

Di tengah ketidakpastian kapan akan terjadi gempa yang berpotensi memicu tsunami tersebut, menurut BMKG perlu dilakukan berbagai upaya untuk persiapan sebelum terjadinya bencana atau disebut Mitigasi, dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalisir risiko kerugian sosial, ekonomi, dan korban jiwa seandainya Gempa Megathrust maupun gempa lainnya benar terjadi.

Mengupas tuntas mengenai gempa yang telah terjadi maupun kajian potensi gempa yang akan terjadi, Talkshow Tamu Mang Koko edisi Sabtu, 14 Maret 2020 menghadirkan langsung Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono. Bagaimana pemaparan pakar BMKG tersebut, simak wawancara berikut ini.

Penelitian mengenai potensi gempa dan tsunami ini sudah disampaikan ke pemerintah daerah?

Sudah, kita sudah melakukan sosialisasi terkait dengan tsunami, gempa. Respon pemerintah daerah sudah bagus dengan adanya pelatihan, sosialisasi, zona evakuasi dan sebagainya.

Soal Gempa Kalapanunggal Sukabumi kemarin, apakah ada hubungannya dengan potensi Zona Megathrust?

Kaitannya ada, tapi dalam hal transport energi. Jadi, karena lempeng Eurasia (Eropa-Asia) menghunjam ke bawah. Disamping menghunjam ke bawah, dia itu juga mendorong. Nah, dorongan ini yang menyebabkan ada tekanan-tekanan di bagian Lempeng Eurasia mengalami rekahan, dan itu terus terakumulasi sehingga kemudian bergeser.

Pulau Jawa ini masuk Lempeng Eurasia. Kemudian ada lempeng lain yaitu Lempeng Indo-Australia. Karena ada energi panas di dalam bumi yang terus bergolak, menggerakan lempeng Indo-Australia. Batas lempeng ini ada di selatan Sukabumi, Pulau Jawa. Sampai batas elastisitasnya habis, maka dia akan patah.

Gempa di Kalapanunggal Sukabumi itu akibat aktivitas sesar lokal. Sesar ini ada di dalam Lempeng bergerak didorong lalu merekah. Tidak di Zona Megathrust. Meskipun untuk terjadi pergeseran ini ada dorongan energi yang kuat dari lempeng itu tadi.

Gejala gempa tersebut alami atau ada faktor lain?

Itu proses alam yang sebenarnya sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, sejak belum ada manusia itu sudah terjadi. Mau tidak mau, kita tinggal di daerah rawan. Suka tidak suka ini adalah risiko. Cara amannya bagaimana? Yaitu dengan Mitigasi.

Mitigasi adalah cara hidup agar kita bebas, aman, tenteram dan damai di daerah rawan. Bisa dengan cara bangun rumah tahan gempa. Kemudian bangun rumah tidak di daerah pantai jarak 500 meter, sehingga saat tsunami terjadi tidak ada orangnya. Tidak akan ada korban jiwa.

Bagaimana Mitigasi di daerah rawan?

Negara Jepang, Amerika, China, New Zealand, itu negara-negara yang banyak sumber gempanya juga. Tetapi mereka maju dalam teknologi, pengetahuan, pertumbuhan ekonominya tinggi. Kenapa? Mereka mengadopsi Mitigasi dengan sebaik-baiknya.

Seperti Jepang itu kalau mau bangun rumah, wajib memenuhi standar bangunan tahan gempa. Itu pula yang diterapkan di negara-negara lainnya.

Bicara peringatan dini baik gempa maupun tsunami, bagaimana skenarionya?

Kalau Gempa Megathrust benar terjadi, sudah ada 16.000 model skenario tsunami. Jadi gempa kekuatan berapa, kedalaman berapa itu sudah ada peta-petanya. Jadi kurang dari lima menit sudah kita keluarkan peringatan dini.

Ada lagi yang perlu anda sampaikan?

Perlu diingat dan dicatat baik-baik. Daerah rawan gempa maupun tsunami itu bukan berarti membuat perekonomiannya mati. Bukan berarti menghambat pertumbuhan perekonomian.

Kita contoh negara atau daerah lain yang sudah menerapkan pola mitigasi bencana dengan sebaik mungkin. Kita apresiasi yang ada di Bali. Hotel itu disertifikasi mitigasi tsunami. Jadi tahu bagaimana evakuasi, tahu bagaimana menyelamatkan tamu, ada alarm lokal, bangunan tersertifikasi tahan gempa. Titik kumpul ada, jalur evakuasi.

Hotel-hotel yang ada di Bali yang tersertifikasi itu tamunya lebih banyak. Artinya itu menjadikan tantangan dan peluang. Jaminan keamanannya ada. Di daerah rawan tetap bisa tumbuh ekonominya, dengan catatan menyiapkan mitigasi dengan sebaik-baiknya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Science19 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 19 Januari 2025, Sedia Payung Sebelum Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025. (Sumber : Freepik.com/@pvproductions)
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas