SUKABUMIUPDATE.com - Apakah anda pernah melihat proyeksi gambar-gambar yang muncul di bagian belakang panggung saat pertunjukan konser musik? Atau jika anda pernah ke Bandung melihat Gedung Sate di malam hari akan disorot oleh proyeksi gambar yang penuh dengan warna-warna indah menghiasi gedung tersebut. Siapa sangka, salah satu orang di belakang konseptor dan juga kreatornya adalah pemuda berbakat asal Sukabumi.
Namanya Ridhwan Badar (25 Tahun), pemuda kelahiran Sukabumi, 21 Juli 1993 ini telah malang melintang di dunia seni visual selama beberapa tahun terakhir baik di Indonesia , terutama di bidang karya seni yang sedang happening saat ini yakni video mapping.
Ridhwan Bahar bersekolah di SDN Dewi Sartika Kota Sukabumi. Kemudian SMPN 2 Kota Sukabumi. Ketika SMA, dia sekolah di SMKN 14 Kota Bandung jurusan multimedia. Setelah lulus SMA dirinya melanjutkan untuk kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung) jurusan Pendidikan Seni Rupa. Sukabumiupdate.com berkesempatan berbincang dengan Badar membicarakan tentang dunia seni visual dan juga sepak terjang karir dirinya yang berawal dari sebuah hobi lalu dikembangkan di komunitas dan menjadi sebuah pekerjaan yang cukup menjanjikan bagi dirinya yang bergerak di dunia industri kreatif seperti seni visual ini.
Awal mula kamu tertarik dan menjadi seorang seniman visual itu gimana ceritanya?
Mungkin udah passion kali yah, pas awal sekolah di SMK multimedia juga kan itu banyak mata pelajarannya belajar tentang photografi, video, animasi dan editing gitu. Nah, pas masih SMK itu sekitar tahun 2010 silam, saya pertama kali menonton dan melihat sebuah pertunjukan video mapping dari sembilan matahari di Gedung Sate Bandung, dari mulai situlah saya mulai merasa termotivasi ingin membuat sesuatu yang sama dan lebih hebat lagi.
Kenapa tertarik menggeluti seni visual?
Seni visual itu sebenarnya sebuah terobosan terbaru dari karya seni yang disajikan secara digital, biasanya kan kalau berbicara seni rupa itu seperti melukis, membuat patung dan lain sebagainya, nah pas zaman kuliah dulu saya ketemu sama teman se jurusan namanya Rudi, kebetulan saya sama Rudi mempunyai passion yang sama-sama suka seni visual dan digital. Akhirnya kita berdua merintis dan membuat karya-karya seni digital kayak motion grafik, animasi-animasi dan video mapping.
Sebelum terbentuknya UVisual, kita awalnya berangkat dari komunitas di kampus yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang memang mempunyai passion yang sama di bidang seni visual.
Berbicara tentang UVisual, itu sejarahnya gimana dan dari UVisual itu sudah menciptakan karya-karya apa aja?
UVisual itu sendiri terbentuk sejak 24 Oktober 2014, awalnya saya sama Rudi dan ke sini-sini kita anggotanya ada sekitar 13 orang yang mempunyai hobi dan passion yang sama. Di dalamnya merupakan para seniman, designer, aktivis budaya, programer, engginer musik yang juga biasa kita kerja sama dengan para musisi-musisi untuk menghasilkan pengalaman visual baru. Untuk karya-karya atau projek yang sudah kita kerjakan lumayan banyak sih, salah satunya di tahun 2015 kita bikin video mapping di Gedung Isola UPI Bandung, terus beberapa projek lainnya seperti motion grafik di konser-konser yang ada di Bandung, terus sekitar tahun 2018-2019 kita juga nge submit karya di Jepang di acara One Minute Projection Mapping In Miyazaki.
Jadi apa saja sih yang bisa dikerjain sama UVisual ini?
Diantaranya ada Video Mapping, Visual Jockey, Multimedia, Experiment Project, Augmented Reality dan juga Design Grafics
UVisual kan sekarang banyak projeknya nih, adakah kerjasama dengan pihak corporate lainnya?
Di luar projek video mapping, kita ada kerjasama dengan beberapa corporate yang pengen dibikinin kayak motion grafik, bikin bumper, bikin iklan, bikin video klip termasuk event-event gede dan konser. Memang UVisual itu awalnya garapan saya sama Rudi yang sifatnya karya yang personal belum ada ke arah komersil, seiring berjalannya waktu, kita juga menggarap UVisual secara serius dengan profesionalisme tinggi dalam setiap penggarapannya. Karya seni yang kita hasilkan tentu dikerjakan dengan sangat teliti dan harus bisa memuaskan setiap klien, di situ akan jadi tolak ukur nilai jual dari kita.
Rencana kedepan dari UVisual ke mau menggarap projek apa nih?
Di tahun 2019 ini, kita ada beberapa projek video mapping yang akan kita garap, salah satunya nanti kita akan bikin video mapping di Lampung. Projek lainnya, kita akan berkolaborasi dengan beberapa visual artist lainnya untuk membuat sebuah karya-karya baru, tidak menutup kemungkinan kita juga akan kembali berkarya di kancah internasional salah satunya kemarin di Jepang di acara One Minute Projection Mapping In Miyazaki itu.
Sebagai pemuda asal Sukabumi yang berbakat dan sudah berkarya di berbagai tempat di Indonesia dan bahkan luar negeri, ada pesan-pesan untuk para generasi anak muda khususnya di Sukabumi agar bisa termotivasi untuk juga berkarya seperti kamu atau lebih baik lagi?
Ya terus konsisten aja untuk terus berkarya, jangan pernah taku untuk berkarya, karena pasti apa yang kita kerjakan itu jika niat awalnya baik otomatis akan berdampak baik juga kepada diri kita senbdiri. Cobalah untuk banyak-banyak menambah relasi, banyak sharing, terus di zaman sekarang ini kita harus banyak mencari ide-ide gila karena biasanya itu sih pola semua para kreator seni.