SUKABUMIUPDATE.com - Dalam kontenstasi Pemilu 2019, khususnya Pileg Kabupaten Sukabumi, muncul satu nama yang bisa dibilang masih sangat muda, yakni Ramzi Akbar Yusuf. Pemuda usia 23 tahun itu adalah caleg Dapil IV Kabupaten Sukabumi yang mencalonkan diri di PKS. Ramzi adalah putra dari politisi senior PKS sekaligus Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Yusuf Maulana.
Sementara sang ayah mencalonkan diri sebagai caleg DPRD Provinsi Jawa Barat, Ramzi maju sebagai caleg DPRD Dapil IV Kabupaten Sukabumi. Hebatnya, Ramzi diprediksi lolos dan akan mengisi kursi di Jajaway, sebuah julukan untuk Kantor DPRD Kabupaten Sukabumi. Ramzi bersama koleganya di PKS, Amran Munawar Lutfhi, memperoleh lebih dari 52,5 ribu suara atau 20,3 persen di Dapil IV.
Ramzi menawarkan konsep baru di Jajaway. Ia mengaku akan membawa warna baru dengan nuansa milenial. Akan seperti apa sepak terjang Ramzi Akbar Yusuf lima tahun kedepan? Simak wawancara khusus sukabumiupdate.com bersama Ramzi Akbar Yusuf berikut ini.
Di usia muda, diprediksi lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, bagaimana tanggapannya?
Kalau saya pribadi, Inalillahi. Kenapa? Karena ini amanah yang sangat berat. Saya berpikir bukan hanya di dunia dipertanggungjawabkan, tetapi di akhirat nani juga. Disini bisa menang, di akhirat nanti wallahualam.
Usia 23 tahun, mantap menjadi politisi. Dari mana rasa mantap tersebut? Dari orang tua atau keinginan sendiri?
Mungkin iya dari orang tua yang juga terjun di dunia politik. Tapi saya memandang ini adalah regenerasi. Sudah saatnya pemuda-pemuda ini muncul. Awalnya suka ikut kegiatan orang tua juga, bagaimana terjun ke masyarakat. Tapi kalau keinginan, ini keinginan pribadi. Malah sudah saya rencanakan dari kelas 2 SMA. Saya target usia 23 tahun, minimal dicalonkan oleh partai.
Prediksi 2019 Jajaway akan diisi oleh wajah-wajah baru. Menurut anda, kenapa pemilih mengalihkan pilihannya dari petahana?
Sekarang ini kan era milenial. Saya lihat pemuda ini lebih banyak dari orang tua. Saya yakini bahwa, karena pemuda ini banyak, masyarakat ada harapan baru untuk hal-hal yang baru, gaya-gaya baru. Pemilih sekarang sudah sangat pintar.
Di usia masih sangat muda, sering dianggap enteng oleh masyarakat?
Bukan sering, hampir di semua titik bilang pemuda bisa apa sih. Apalagi setelah tahu usia saya masih sangat muda, ditanya saya bisa apa sih. Saya jawab, saya masuk pada kumpulan pemuda-pemuda yang memberikan masalah, tapi memberikan solusi. Saya ikuti alurnya, saya enggak menjanjikan A, B atau C. Saya enggak pernah lihat kanan kiri. Tugas saya dari partai, dicalonkan oleh partai, bagaimana caranya saya membesarkan partai, dengan niat ibadah. Itu saja.
Sebagai anak politisi senior, apa mendapat kemudahan?
Kadang orang suka menilai, Ramzi anak seorang politisi senior. Tapi saya tegaskan, saya tidak mendompleng nama orang tua. Ini diri saya sendiri. Manajemen tim juga berbeda. Tapi mungkin yang membedakan, karena logistik juga masih terbatas, saya pada waktu kampanye enggak banyak mengumpulkan orang. Saya ikut dalam kumpulan pemuda-pemuda. Saya tidak bilang tidak ada kemudahan juga. Ada, tapi tidak sepenuhnya. Investasi politik yang dilakukan oleh orang tua sangat bermanfaat.
Bagaimana cara anda menghadapi dinamika politik lima tahun kedepan?
Saya tidak bisa disebut aktivis, tapi saya pernah menjadi Presiden BEM di kampus, jadi pernah sedikit belajar. Kedepannya akan semakin menarik. Saya harapkan dari pemuda ini bukan muncul permasalahan, tapi muncul solusi atas permasalahan. Kita munculkan solusi lagi, bukan masalah lagi. Kita tawarkan konsep baru, gaya baru, gairah baru dari yang muda-muda. Kita nikmati saja.
Hal berbeda apa yang akan anda lakukan sebagai wajah baru di Jajaway?
Sukses enggak sukses itu menurut saya relatif, tapi pada intinya sampai atau tidak kepada masyarakat. Sekarang sudah era milenial, saya coba meramu konsep yang lebih kekinian. Saya ingin membuat vlog, supaya masyarakat tahu dewan ini ngapain aja. Apakah rapat-rapat atau seperti apa, saya ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa ini loh kerja kita, ini loh tugas kita. Setidaknya ketika orang bertanya, kita ngapain aja, ada rekam jejak. Saya ingin memaksimalkan teknologi.
Wakil rakyat, dipilih oleh rakyat, melalui partai politik. Berani beda dan mengkritik sikap partai politik anda?
Berani lah. Simpelnya begini, kalau itu benar, kenapa mesti takut. Ini bukan kritik, tapi untuk semua teman-teman PKS, kita coba lebih fleksibel dengan partai manapun. Saya sering dengar, PKS ini kurang fleksibel dan tertutup. Tapi dengan kehadiran saya, saya terbuka dalam menjalin silaturahmi dengan siapapun. Saya berpikir, kalau kita tidak fleksibel, kita akan kesulitan. Sudah saatnya PKS ini fleksibel.
Bagaimana komitmen anda terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi?
Korupsi itu sudah merajalela dan menjadi mata rantai. Harapan saya, wajah-wajah baru inilah yang memutuskan mata rantai itu. Walaupun amat sangat susah kalau menurut saya. Tetapi kita bisa saling mengingatkan. Yang terpenting adalah kita harus bisa hitung-hitungan, berapapun yang keluar, yang masuk pun harus sama. Apalagi di PKS ini ada laporannya.
Tapi saya selalu diingatkan oleh orang tua, bahwa menjadi anggota DPRD itu adalah ibadah. Basic saya di bisnis. Kalau memang mau hitung-hitungan, saya lebih baik bisnis. Ngapai capek-capek nyaleg. Saya bukan niat cari nominal, saya ingin jihad konstitusional.
Terakhir, ada yang ingin anda evaluasi terhadap pelaksanaan Pemilu hari ini?
Saya setuju penyelenggaraan Pileg dan Pilpres dipisah. Bukan hanya penyelenggara yang capek, pemilihnya pun dibuat pusing. Harapan saya di 2024 itu Pileg dan Pilpres dipisah, atau setidaknya diberi jeda. Namun, saya lihat kinerja penyelenggara hari ini sudah luar biasa sangat maksimal. Buktinya banyak korban berjatuhan.