SUKABUMIUPDATE.com - Pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) 2019 dirasakan berbeda dengan Pemilu-Pemilu sebelumnya. Kesibukan bukan terjadi dari sebulan menjelang hari H. Tapi berbulan-bulan sebelum pelaksanaan. KPU Kabupaten Sukabumi merasakan benar hal itu. Pada Pemilu 2019, tak hanya SDM yang berperan tapi mengandalkan teknologi serta pengaruh media sosial. Seperti apa dinamikanya, berikut petikan wawancara dengan Ketua KPU Kabupaten Sukabumi Ferry Gustaman.
Seberapa besar partisipasi pemilih yang ikut mencoblos pada Pemilu 2019?
Kalau partisipasi sejak awal yah, partisipasi kritik, partisipasi hoaks, partisipasi informasi, partisipasi kita menjelaskan kepada publik ini sangat luar biasa. Yang saya rasakan secara pribadi kalau Pilpres dan Pileg 2014 sibuknya itu satu bulan sebelum hari H. Kalau sekarang sejak awal sudah sibuk. Artinya ada perbedaan dari aktivisme penyelenggara dari Pemilu 2019. Untuk pemilih sangat luar biasa, karena partisipasi itu bukan hanya partisipasi pemilih kan. Ada aspirasi politik, ada debat, ada diskusi, ada komen-komen itu kan partisipasi.
Yakin gak tercapai target KPU 77,5 persen pemilih saat Pemilu 2019?
Kalau optimis kita optimis. Tapi yang saya pastikan itu partisipasi Pilpres bisa lebih (dari target 77,5 persen) dalam hal mencoblos. Ini yang menjadi pertanyaan yang ragu mengungkapkan itu Pemilihan Legislatifnya. Kalau Pilpresnya yang nyoblos itu optimis melebihi target. Kalau yang lain (Pileg) gak tahu kayaknya ini kita berpikir pahitnya, agak kesulitan dalam hal mencoblos selain daripada surat suara Pilpes.
Saat ini masyarakat menunggu hasil hitung cepat KPU melalui Situng, bisa dijelaskan proses Situng ini?
Di dalam PKPU 9 Perubahan 33 memang Situng itu diamanatkan hanya sebatas sebagai informasi saja. Status hukumnya itu tidak lebih dari rekap-rekap manual. Prosesnya itu dari TPS yang ada salinan C1 yang diberikan ke KPU dan kita diperintahkan untuk langsung mengscan kita mulai tanggal 18 April kemarin. Ternyata memang scannya itu belum maksimal, seperti yang kita akui bahwa di bawah (KPPS) itu ketika mencatat salinan kesulitan untuk menyetorkan kepada kami karena mereka ingin sempurna. Sepertinya banyak koreksi itu di data pemilih.
Kenapa data Situng ini terasa lambat dalam hal mengupdate data, apakah ada kendala?
Karena prinsip kita itu kehati-hatian. Kita mengingatkan bahwa data yang dimasukan ke dalam Situng itu bukan data final. Itu harus jadi perhatian. Meskipun tidak data final tetapi kita (terapkan) prinsip kehati-hatiannya itu dalam susunannya. Misalnya kosongnya nomor TPS, nomor desa itu kan harus diperbaiki. Artinya ketika masyarakat melihat misalnya TPS 11 di Kelurahan Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, ini TPS mana tiba-tiba muncul. Kan kita harus isi dulu makanya itu diklarifikasi ke desanya dan kecamatannya, ini TPS berapa tiba-tiba disetorkan ke kami belum ada isinya. Nah itu human error. Artinya salinan itu belum sempurna dalam hal pengisian administratifnya.
Untuk pleno rekapitulasi perhitungan suara hingga kapan?
Kita akan laksanakan dari mulai hari ini (Sabtu 20 April 2019) sampai 4 Mei di kecamatan. Lalu tanggal 22 April sampai 4 Mei di kabupaten.
Beberapa jam setelah dilaksanakan pencoblosan, televisi menayangkan hasil quick qount mulai pukul 15.00 WIB Rabu (17/4/2019). Sebenarnya apa quick qount itu?
Quick qount itu bukan patokan. Quick qount itu hasil pekerjaan-pekerjaan ilmiah karena proses untuk mengambil sampling itu tidak sembarangan. Quick qount dibuat oleh orang-orang yang punya keahlian dibidang itu. Tapi tetap bahwa hasil yang sesungguhnya adalah real qount yang dari KPU yang saat ini sedang berproses.
Untuk faktor keamananan pada saat pelaksanaan Pemilu 2019 seperti apa?
Kita sejak awal memang berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, Satpol PP. Yang jelas kalau dari sisi khawatiran awal itu dengan kotak suara, ini gimana kalau hujan, ini gimana kalau jalan rusak? Ternyata sekarang kita bisa buktikan tidak ada persoalan meskipun ada riak-riak kecil, kita masih bisa menanggulangi. Artinya seratus persen hanya nol,sekian ancaman terhadap keutuhan logististik yang kita distribusikan dan dikembalikan kepada KPU.
Dari pelaksanaan Pemilu 2019 ini, kesuksesan apa yang didapat KPU Kabupaten Sukabumi?
Meskipun lebih rumit dari 2014 tapi tingkat kejelian PPK dan PPS lebih baik dari 2014. Yang kedua kita tidak ada yang namanya Pemungutan Suara Susulan. Kan ada Di Jawa Barat itu ada dua kabupaten yang melaksanakan Pemungutan Suara Susulan karena kekurangan logistik. Yang kedua kita tidak ada Pemungutan Suara Ulang. Artinya dalam hal ini satu sisi, kita secara administratif kita terpenuhi. Kita (berupaya) gimana caranya mengakali logistik kurang dan sebagainya, itu (merupakan) wilayah dari pada kebijakan komisioner. Misalnya kekurangan logistik C1 Plano, Alhamdulillah KPU RI menurunkan surat silahkan mencetak sendiri C1 Plano. Sebenarnya sederhana, kita bisa menghindari Pemungutan Suara Lanjutan kalau kita bisa kreatif merespon kebijakan pusat.
Lalu untuk C1 apakah sudah masuk semua ke KPU?
Dua minggu kedepan harus selesai, kita usahakan 20 orang tenaga scan, lima orang verifikator dan pengawas (bekerja) siang malam. Makanya kita tetap semangat, Pemilu ini harus diselesaikan sampai tuntas.
Apa harapan KPU kepada masyarakat?
Saya ucapakan terima kasih kepada masyarakat pemilih yang sudah datang ke TPS dan mencoblos pada tanggal 17 April. Tunggu hasilnya di KPU sampai penetapan di nasional. Rekapitulasi kabupaten, rekapitulasi di provinsi sampai dengan rekapitulasi di KPU RI karena itu yang mempunyai kekuatan hukum. Kita jaga kondusifitas karena Pemilu ini menentukan arah bangsa ke depan. Ada apa-apa, kita terbuka.