SUKABUMIUPDATE.com - Beni Bunyamin (51 tahun) atau lebih akrab di sapa Babap, adalah salah satu aktivis lingkungan juga sosial dari Pajampangan, Kabupaten Sukabumi. Pria yang juga berprofesi sebagai guru PNS di SMA Negeri 1 Ciracap, Kabupaten Sukabumi ini menjadi penggerak dalam sejumlah aksi peduli lingkungan dan sosial.
Nama Beni cukup dikenal masyarakat sebagai penggerak dalam kegitan penghijauan di sepanjang Jalan Surade-Ujunggenteng 2008 lalu. Lulusan program studi Sejarah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung ini pun aktif di kegiatan sosial bedah rumah Pajampangan.
Tak tanggung-tanggung, Beni bersama tim Semut Ibrahim, menargetkan perbaikan 99 rumah yang dihuni warga jompo. Meski baru 18 rumah warga jompo yang berhasil di bedah, Ia optimis target bisa tercapai. Semut Ibrahim adalah salah satu divisi dari ekstrakulikuler Komunitas Pencinta Alam SMAN 1 Ciracap (Kompasmanic). Divisi yang konsen terhadap gerakan peduli sosial.
Di luar itu, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan peduli sosial dan lingkungan yang sudah dilakukan Beni. Lalu bagaimana sebenarnya Ia dapat konsern terhadap gerakan lingkungan dan sosial, berikut hasil wawancara sukabumiupdate.com bersama Babap.
1. Sejak kapan Babap terjun dalam kegiatan lingkungan hidup?
Pada tahun 1998 saya ditugaskan di Pajampangan ini. Waktu itu kegiatan pertama saya di luar mengajar adalah menjadi kader konservasi.
Konservasi Penyu Hijau adalah kegiatan pertama saya. Dasarnya waktu kuliah dulu saya juga aktif di kelompok pecinta alam Marga Sopana IKIP Bandung.
2. Menurut Babap, kenapa kita harus menjaga lingkungan?
Menjaga ekosistem dan lingkungan hidup itu penting untuk kelangsungan hidup kita sebagai mahluk. Dan pohon sebagai penghasil oksigen itu wajib kita rawat. Selain itu Agama juga mengajarkan agar kita dapat merawat alam.
3. Kenapa kegiatan bedah rumah menjadi pilihan Babap bersama Semut Ibrahim saat ini, selain penghijauan?
Saya sebagai tenaga pengajar menerapkan 4 BM pada anak anak didik saya. Yakni belajar melihat, belaja mendengar, belajar melakukan.
Ini lah cara kita menjaga tanah Pajampangan dari murka Tuhan. Orang-orang jompo dan dhuafa adalah kekasih Allah. Makanya orang jompo dan dhuafa ini kita rawat dan bantu.
Meski kita tidak tahu dari mana pertolongan, namun jalannya selalu ada.
4. Dalam setiap kegiatan sosial, anak-anak didik Babap di Semut Ibrahim selalu dilibatkan dan mereka antusias. Seperti apa Babap memberi mereka pemahaman soal kegiatan-kegiatan sosial ini?
Saya memberi pemahaman pada anak - anak tentang pentingnya gotong royong sebagai plasma nutfah kehidupan. Makanya anak-anak Semut Ibrahim tak pernah meminta pamrih dan membantu sepenuh hati. Karena kami sebenarnya menumbuhkan kembali semangat gotong-royong dalam kehidupan masyarakat.
5. Apa sebenarnya tujuan kegiatan Babap dan Semut Ibrahim?
Hablum minal Alam, hablum Minannas , dan hablum minallah. Ketika kita tidak ramah dengan alam, maka alam pun tak akan ramah dengan kita. Ke tiga unsur itu tidak bisa lepas, karena akan saling keterkaitan.
6. Sebagai PNS bagaimana cara Babap mengatur waktu dengan kegiatan-kegiatan sosial yang Babap jalani?
Anggap saja kita Avatar, kita harus bisa menjadi pengatur waktu. Manusia tanpa pagar, tidak ada sekat yang mengaturnya. Berbuat baik pada sesama dan alam bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Manusia bisa menjadi perusak alam, namun manusia juga sebagai penyelamat alam.
7. Siapa saja yang bisa bergabung dalam kegiatan sosial dan lingkungan ini? apakah hanya anak sekolah atau masyarakat umum pun bisa?
Hanya orang kaya. Dalam artian orang yang memiliki kekayaan waktu sumbangkan waktu dan tenagamu. Orang yang kaya pikiran silahkan sumbangkan pikiranmu, dan orang yang kaya harta silahkan sumbangkan hartamu.
Jika tidak punya apa-apa mati saja kau. Maksudnya mati secara rasa, karena pada dasarnya semua orang itu bisa membantu sesamanya. Makanya para aktivis itu sebenarnya juga orang kaya, namun kekayaan ini jangan dikerdilkan dalam bentuk materi.