SUKABUMIUPDATE. com - Ujang Hasbulloh (23 tahun) membuat bangga Indonesia, orang tua dan masyarakat Kampung Sukasirna RT 05/10, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, setelah mendapatkan medali emas Asian Games 2018 pada cabang olahraga dayung di nomor Men's Lightweight Eight atau ringan delapan putra.
Medali emas ini diraih Ujang Hasbulloh bersama Tanzil Hadid, Muhad Yakin, Rio Rizki Darmawan, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram dan Ardi Isadi dalam pertandingan yang digelar di JSC Lake, Jumat (24/8/2018) lalu.
Pria yang lahir pada11 Mei 1995 tersebut merupakan anak dari pasangan Sopudin (65 tahun) dan Saliah (60 tahun) yang merupakan petani. Namun dengan semangat dan kerja keras, putra bungsu dari lima bersaudara ini mampu mempersembahkan kemenangan bagi Indonesia dalam event olah raga internasional ini.
Usai mendapatkan medali emas, Ujang pun pulang ke kampung halamannya dan disambut dengan begitu meriah oleh masyarakat Surade.
Ujang Hasbulloh merupakan alumni MI Sukasirna tahun 2008, SMP Terpadu Darul Amal Jampangkulon tahun 2011, MAN 3 Sukabumi tahun 2014 dan kini masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung semester akhir.
Lalu apa rahasia atlet yang memiliki tinggi 167 cm bisa meraih emas di Asian Games dan perjalanannya menjadi atlet. Berikut wawancara wartawan sukabumiupdate.com, Gilang Ragil dengan Ujang Hasbulloh.
Ujang Hasbulloh berfoto bersama siswa MI Sukasirna. |Sumber Foto: Ragil Gilang
Kenapa Ujang Hasbulloh memilih olahraga dayung?
Karena kami melihat olahraga dayung kurang peminatnya, jadi lebih mudah bagi saya untuk masuk ke cabang olahraga dayung tersebut.
Bisa diceritakan tahapan sebelum jadi atlet seperti saat ini?
Pertama kenal olahraga cabor dayung tersebut di kampus, saya mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sejak semester tiga diajak teman teman untuk latihan dayung. Pertama kali latihan di nomor kano polo bukan rowing. Setelah latihan berbulan-bulan pelatih mengarahkan untuk ikutan latihan rowing, saat itulah saya fokus di nomor rowing.
Apa sejak kecil bercita-cita menjadi atlet?
Saya tidak bercita menjadi atlet, namun olahraga menjadi hobi saya sewaktu kecil sampai sekarang. Saya sendiri tidak menyangka akan seperti ini.
Perasaan apa yang dirasakan ketika bisa bertanding di Asian Games 2018?
Saya merasa bangga sekali, karena pertama kali kejuaraan tingkat Asia terbesar saya bisa ikut tampil dalam perlombaan.
Untuk siapa kemenangan di Asian Games dipersembahkan?
Saya persembahan yang pertama untuk kedua orang tua, yang telah melahirkan, mendidik, memberikan semangat dan terus mendoakan saya.
Keduanya untuk negeri ini, bangsa dan negara tercinta, Indonesia.
Ada kesulitan tidak menjadi atlet dayung?
Kesulitan banyak, karena cabor dayung merupakan olahraga terberat kedua, saya pernah membaca bukunya mengenai olahraga dayung, betul-betul diperlukan daya tahan tubuh yang kuat.
Apakah kemenangan di Asian Games itu, ada rahasianya atau hasil strategi bertanding?
Pada final kemarin, kami bertemu dengan tim Uzbekistan yang selama ini sering bertemu di kejuaraan, pertama kami ketemu sama Uzbekistan di Thailand memang tim Uzbekistan sangat kuat di 1000 meter pertama dan Alhamdulillah tim kami bisa lebih kuat dari mereka.
Mungkin dalam strategi, kami pasang tiga formasi dari panjang lintasan sejauh 2000 meter, formasi pertama jarak 750 meter diusahakan sejajar dengan perahu lain, formasi kedua jarak 750 meter harus unggul dari perahu lain, dan formasi ketiga jarak 500 meter kami mengerahkan kekuatan untuk lepas dari mereka mencapai finish.
Siapakah atlet idola anda?
Yang saya idolakan atlet dayung dunia yaitu Mahe dari Kanada.
Setelah tanding di Asian Games, apakah ada target lainnya?
Pada bulan oktober ini, saya akan mengikuti kejuaraan Porda Jawa Barat dan pada tahun 2019 ada kejuaraan Asia Tenggara, Sea Games di Pilipina, Insya Allah kalau dipanggil dan dapat amanah lagi akan fokus kembali.
Pesan apa untuk generasi muda di Sukabumi yang memiliki talenta dalam olahraga?
Untuk generasi muda di Sukabumi yang punya bakat, tetap semangat berlatih, diasah terus dengan tekun keahlian dalam olahraga, nanti juga akan ketemu, bakat bakat yang terpendam selama ini.