SUKABUMIUPDATE.com - Hasna Shofwatul Azizah (13 tahun), gadis cantik asal Jampang, menorehkan prestasi membanggakan di tingkat internasional. Ia meraih peringkat ke III untuk kategori Tilawah Alquran yang diselenggarakan di Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA).
Pada ajang bergengsi tersebut, gadis asal Kampung Cikarang Sasak, Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi ini bersaing dengan peserta lain yang berasal dari 70 negara.
Lalu, bagaimana Hasna bisa berhasil menjadi juara III dalam ajang internasional ini. Berikut wawancara Hasna dengan wartawan sukabumiupdate.com, Demmi Pratama.
Bagaimana perasaan Hasna dapat menjadi salah satu pemenang dalam perlombaan Tilawah Alquran tingkat Internasional?
Alhamdulillah saya bangga dapat membanggakan kedua orang tua saya khususnya umumnya Negara Indonesia. Namun saya tak akan puas sampai sini, saya akan terus belajar untuk lebih baik lagi.
Apa saja yang Hasna persiapkan saat akan mengikuti lomba tersebut?
Tidak ada persiapan khusus, karena memang setiap harinya saya diharuskan belajar dan berlatih. Bahkan saya sama sekali tak menyangka akan masuk 3 besar dalam lomba tersebut.
Apakah ada kesulitan dalam perlombaan Tilawah tersebut?
Kesulitannya hanya pada persiapan, saya sangat dilarang keras oleh ibu saya untuk tidak makan dan minum sembarangan karena agar kualitas suara saya terjaga.
Kenapa Ibu sangat berperan, siapa yang mengajari Hasna Tilawah selama ini?
Yang mengajari Tilawah adalah ibu saya, kalau ayah saya mengajari tahpidznya. Karena kebetulan beliau berdua juga dulu sempat mengikuti perlombaan seperti saya ini, dan bahkan pertemuannya pun saat sedang mengikuti perlombaan tingkat nasional mewakili Jawa Barat.
Di seusia Hasna ini mungkin anak-anak lain saat ini sibuk dengan gadget dan sosial media, bagaimana cara Hasna menyikapi ini?
Saya hanya di perbolehkan memegang handphone saat libur saja, selebihnya saya tidak diizinkan menggunakan handphone apalagi media sosial.
Kalau boleh tahu, cita-cita Hasna ingin menjadi apa?
Cita-cita saya ingin menjadi psikolog, namun psikolog yang juga seorang hapidz, mudah-mudahan dapat tercapai. Aamin.
Lantas bagaimana cara Hasna mengatur waktu antara sekolah dengan menghapal Alquran dan kegiatan mengaji lainnya?
Alhamdulillah tidak ada kesulitan, karena memang sejak awal orang tua dan guru saya sepakat agar saya lebih konsen menghapal Alquran, jam sekolahnya dipadatkan di rumah saja.
Apakah Hasna keberatan dengan sistem pembelajaran yang ketat dan padat seperti itu?
Tidak, karena yang menjadi berat itu hanya di awal saja selanjutnya jika sudah terbiasa akan terasa ringan.
Selain menghapal Alquran, katanya Hasna hobi membaca juga, Buku apa yang menjadi favorit Hasna dan apa yang Hasna dapat dari Buku tersebut?
Saya menyukai Buku karya Panji Ramdhana yang berjudul Ketetapan Terindah Menuju Impian, dari buku tersebut saya mengambil hikmah bahwa kita tidak boleh puas dengan apa yang sudah kita raih. Kita harus tetap belajar menjadi lebih baik lagi.
Apa pesan pada teman seusia Hasna agar mereka dapat mengikuti jejak Hasna?
Semua orang dapat mempelajari dan menghapal Alquran. Yang sulit itu hanya pada 1/4 juz pertama, selanjutnya akan mudah. Ayo belajar Alquran.