SUKABUMIUPDATE.com - Setelah menyelesaikan dua periode masa jabatan sebagai Bupati Sukabumi, sosok Sukmawijaya seperti hilang ditelan bumi. Banyak pihak yang mempertanyakan kiprahnya di Kabupaten Sukabumi, terutama karirnya di politik. Diakhir masa jabatannya di beberapa kesempatan, Sukmawijaya sering berkelakar setelah selesai jabatannya dirinya akan menjadi James Bond, tiba-tiba ramai terdengar kabar dirinya akan ikut bertarung di Pileg 2019 sebagai Caleg DPR RI. Apa yang menjadi motivasi bupati dua periode ini untuk maju di Pileg 2019, berikut hasil wawancara wartawan sukabumiupdate.com, Koko Muhamad.
Bagaimana kabarnya saat ini ?
Alhamdulillah kabar saya baik, sehat.
Setelah selesai jadi Bupati, apa saja kesibukan anda saat ini ?
Seperti sering saya lontarkan dan kalau ditanya orang, saya selalu jawab setelah selesai jadi bupati saya akan jadi James Bond alias jaga mesjid dan kebon. Di belakang rumah saya punya Masjid, punya anak-anak binaan 24 orang, anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ini reflikasi saya dulu waktu SMA, dari Surade saya sekolah ke kota tidak punya sanak saudara, jadi waktu itu saya tinggal di pesantren, kelebihannya dapat ilmu dan tempat tinggal gratis. Setelah tinggal di sini (Cisaat) banyak anak-anak sekolah yang berasal dari Jampang, ya sudah di belakang saya bangun masjid dan pesantren. Kesibukan saya membina mereka, saya juga sibuk di kebon, selain hobi, mungkin darah dari orang orang tua saya yang petani, meskipun banyak gagalnya, hehe, dulu setahun jadi Bupati saya menanam pohon karet, sekian tahun belum ada hasilnya, tapi alhamdulillah dengan perubahan manajemen sekarang sudah membaik hasilnya.
Selain itu ?
Belakangan saya juga keliling ke masjid-masjid, saya diminta Yayasan Sejahtera milik orang Arab untuk memantau dan membina masjid-masjid yang dibangun Yayasan, sudah ada 18 masjid. Kami ingin setelah masjid dibangun benar-benar bisa berdaya guna, terutama diisi oleh kegiatan sholat berjamaah dan ta’lim. Selain itu saya juga diberi kesempatan mengajar di STISIP Widyapuri Mandiri, Sukabumi, yah berbagi ilmu dan pengalaman. Itu saja kesibukan saya.
Itu artinya anda masih ingin memanfaatkan diri untuk kemaslahatan umat ?
Itu mah pasti, saya kira akan sangat menyesal dikemudian hari, kalau kita diberi kesempatan sehat, waktu luang, dan ruang oleh Alllah SWT, tetapi tidak dimanfaatkan untuk kebaikan umat. Apalagi saya, usia sudah kepala enam, mau apa lagi atuh, kalau bukan untuk mempersiapkan hari esok.
Pandangan anda tentang Kabupaten Sukabumi saat ini seperti apa ?
Kabupaten Sukabumi itu dibangun bersama oleh pemerintahan, dari mulai pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan pemerintah desa. Tentu saja semuanya punya program, jadi wajar kalau setiap saat ada perubahan-perubahan, walaupun perubahan itu bisa berasal dari peran pemerintah pusat atau provinsi, peran bupati selalu ada dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten. Saya kira setiap saat perubahan di Kabupaten Sukabumi terlihat, misalnya di jaman saya dulu ada sejumlah proyek-proyek yang monumental diantaranya dimulainya perbaikan peningkatan jalan lintas selatan, diakhir masa jabatan ada pembangunan Pusat Pengembangan Dawah Islam (Pusbangdai) di Cikembar, selain itu ada proyek yang bertaraf nasional yaitu PLTU Palabuhanratu. Peran pemerintah daerah adalah menciptakan kondisi tercapainya pembangunan. Sekarang ini yang sangat monumental pembukaan akses jalan menuju Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dari APBD provinsi, itu luar biasa, kalau mengandalkan APBD Kabupaten bisa berapa puluh tahun. Saya kira pasti di setiap kepemimpinan siapapun selalu ada yang menonjol dan ada yang kurang.
Menurut anda, bagaimana seharusnya Pemerintah Daerah merespon kritik dari masyarakat ?
Seharusnya sikapi dengan positive thinking, pemerintah daerah juga butuh fakta-fakta yang mungkin selama ini tidak terjaring oleh jaringan pemerintah daerah. Seperti dulu di jaman saya banyak fakta yang terungkap soal keluarga yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Waktu itu karena hebatnya pemberitaan, terdengar oleh pemerintah pusat, sehingga pemerintah pusat mengambil langkah. Program pembangunan RTLH akhirnya menjadi agenda pusat, itu salah satu manfaatnya. Pahit memang ketika ada kritik dari masyarakat seperti soal pelayanan, tapi itu menjadi obat, asal tadi positif dulu menanggapinya kemudian tindaklanjuti, kalau negatif maka tidak akan ada perbaikan akhirnya.
Harus disadari bahwa siapapun dan sehebat apapun pemimpin pasti ada kekurangan dan kelemahannya, seringkali kelemahan itu tidak nampak dan hanya orang lain yang bisa mengungkapnya. Kita butuh kritik, karena bagaimana kita bisa memperbaiki keadaan kalau kita tidak mengetahui dimana kelemahan dan persoalan kita. Jangan mau jadi pejabat kalau tidak mau dikritik, karena itu resiko. Soal kritik itu yang penting faktanya, dalam hal ini masyarakat juga harus mampu menunjukan faktanya, bukan asumsi, bukan katanya.
Ada kabar anda akan maju sebagai Caleg DPR RI di Pemilu 2019 ?
Saya memang di beri amanah oleh partai untuk ikut nyaleg DPR RI di Pemilu 2019, jujur awalnya antara iya dan tidak, karena soal usia, tapi kemudian saya berpikir kalau niatnya untuk menghadirkan kebaikan bagi semua, maka berbuat baik itu tidak ada batasan usia. Justru kalau masih sehat, masih bisa berpikir, bisa berbuat, saya merasa salah kalau tinggal diam. Kalau untuk kehidupan pribadi, saya sudah enjoy, tapi tentu tidak cukup untuk pribadi saja karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Oleh karena itu, Bismillah, saya menerima amanah dari partai, soal nanti terpilih atau tidak, saya serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, yang penting niat saya untuk berbuat baik, mudah-mudahan ada yang bisa saya lakukan untuk perbaikan kehidupan masyarakat, terutama untuk Sukabumi.
Anda sudah menjadi Bupati Sukabumi selama 10 tahun, sekarang masih mau mencalonkan diri jadi Anggota DPR RI, apa motivasi utamanya ?
Ingin memberikan kebaikan kepada sesama manusia, selain itu saya sebagai Bupati yang di usung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dua priode merasa terpanggil untuk ikut membesarkan partai, karena bagi PKS dunia politik dan pemerintahan itu bagian dari cara berbuat kebaikan, intinya motivasi saya untuk kebaikan.
Seandainya anda terpilih menjadi Anggota DPR RI, apa yang akan diperjuangkan untuk Kota/Kab. Sukabumi ?
Yang pertama tentu fokus dulu kepada bidang dan urusan pada komisi dimana saya di tugaskan, setelah itu nanti saya lihat hal-hal lain yang mendesak yang memerlukan uluran tangan pemerintah pusat, Insya Allah saya masih ingat bidang bidang mana saja yang lemah, banyak kebutuhan-kebutuhan kita yang diluar kemampuan kabupaten, itu yang akan saya perjuangkan.
Bisa disebutkan diantaranya ?
Infrastruktur, tapi tentu infrastruktur yang kita perjuangan ke pusat itu yang lintas provinsi. Seperti waktu Presiden Joko Widodo memulai gerakan kerjanya, waktu itu satu persatu Bupati ditanya apa yang diusulkannya, saya minta dua saja, pertama jalan tol yang sudah di rencanakan dan berkali-kali dilakukan groundbreaking tetapi tidak ada tindak lanjutnya, kedua rel kereta api minta diaktifkan kembali. Alhamdulillah ditindak lanjuti.
Selain itu ?
Yang non fisik, saya melihat perhatian pemerintah pusat terhadap pembinaan keagamaan belum maksimal. Pusat itu seperti curiga terus, misalnya, ada peraturan-peraturan daerah yang berbau syariat di "tumpas", saya ingin dialog dengan mereka, apa yang sebenarnya menjadi kekhawatiran mereka.
Dalam Pilkada dan Pemilu politik santun, kompetisi program, ide dan inovasi masih minus dibanding politik pencitraan, pendapat anda ?
Ini menggejala pada level kabupaten, provinsi maupun nasional. Saya kira ini terkait dengan kondisi umum masyarakat kita, pertama, pendidikan belum merata, kedua, masalah ekonomi. Keadaan tersebut, membuat orang merasa tidak penting terhadap program, ujung-ujungnya jadi pragmatis. Kalau pendidikannya sudah merata, ekonomi sudah mapan, Insya Allah kompetisi akan lebih fokus pada program yang akan merubah keadaan menjadi lebih baik. Terlepas kandidat dari latar belakang dan keluaga manapun, yang penting dua hal, ide bagus dan kemampuan untuk mewujudkan idenya, kemampuan bisa dilihat dari rekam jejaknya (track record).
Dalam kondisi minus tersebut, peran kelompok intelektual harus seperti apa menurut anda ?
Harus berperan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tentang track record pigur, jangan diam menurut saya. Informasi tentang program kandidat yang diterima masyarakat relatif terbatas, dalam kondisi itu, apa yang menjadi dasar masyarakat dalam menjatuhkan pilihan politiknya? Nah, disaat seperti itu tokoh kiayi, tokoh masyarakat atau masyarakat lain yang melek politik harus berperan memberikan pencerahan.
Terakhir, ada yang ingin anda sampaikan untuk masyarakat Kabupaten Sukabumi ?
Pertama, berkenaan dengan berakhirnya bulan suci Ramadan, bulan kawah candra dimukanya umat Islam, semoga ibadah puasa kita selama satu bulan ini akan melahirkan pribadi yang lebih bertaqwa.
Kedua, berkenaan dengan agenda Pilkada, baik Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota maupun Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, pandai-pandailah masyarakat melihat dan menyimak pigur-pigur ang ada. Perhatikan apa buah pikirannya, bagaimana kemampuan mewujudkan ide-idenya berdasarkan track record nya. Jangan sekali kali menjatuhkan pilihan berdasarkan pragmatisme atau sekedar ikut-ikutan. Dan jangan lupa niatkan memilih itu bagian dari amal baik kita, sebab kalau itu niatnya maka yang dipertimbangkannya pasti yang baik-baik, kalaupun kandidat pilihannya gagal, paling tidak sudah mendapat pahala karena niatnya.