SUKABUMIUPDATE.COM - Kemacetan parah jalur nasional di wilayah Kabupaten Sukabumi utara menjadi permasalah serius yang harus dibenahi pasangan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi yang baru Marwan Hamami dan Adjo Sardjono. Kemacetan ini sudah menganggu banyak sendi kehidupan, dan berpotensi menjadi bom waktu permasalahan sosial dan ekonomi yang bisa meledak kapan saja.
Â
Fenomena ini menjadi sorotan khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi DR Sakti Alamsyah M.Pd ketika menerima Fit NWÂ dari sukabumiupdate.com di ruang kerjanya, Senin (01/08). Berikut petikan wawancaranya;
Â
SU: Apa alasan Anda menyoroti kemacetan menjadi permasalahan penting yang harus disegera diselesaikan
Sakti Alamsyah: Menurut saya kemacetan memang menjadi permasalahan setiap kota maupun kabupaten di Indonesia. Namun jika terus dibiarkan akan menimbulkan dampak sosial dan ekonomi lebih besar, dan berpotensi menganggu seluruh program pemerintah. Mulai dari pembangunan, kesejahteraan, peningkatan sumberdaya, pengembangan kawasan dan banyak program lainnya, termasuk di Kabupaten Sukabumi.
Sukabumi menuju Ciawi, Bogor saat ini menjadi momok karena kemacetan hampir berlangsung setiap hari, dari pagi hingga malam. Dengan waktu tempuh yang tidak menentu, sehingga merugikan banyak pihak. Kemacetan sudah terjadi di pintu masuk Sukabumi, Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Cisaat hingga Sukaraja dan Sukalarang. Ini yang harus segera dicarikan solusi karena akan menimbulkan kepanikan sosial yang akhirnya kontraproduktif bagi pembangunan
Â
Dibiarkan? Maksud Anda selama ini kemacetan di Sukabumi tidak pernah diperhatikan atau ada upaya dari pihak terkait untuk dicarikan solusinya?
Selain mengurai kemacetan dengan menerjunkan petugas, baik polisi maupun Dishub saya tidak melihat ada tindakan atau upaya luar biasa yang dilakukan pemerintah daerah untuk mencarikan solusi. Sepuluh tahun terakhir hampir tidak ada pembangunan jalan alternatif baru di wilayah Utara yang selama ini menjadi wilayah paling parah terjadi kemacetan, tidak ada usaha untuk menegakkan aturan dan terkait amdal lalin pada celukan pabrik yang menjadi salah satu penyebab kemacetan, begitu pula dengan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ikut menyumbang penyebab kemacetan parah di wilayah Utara Sukabumi.
Â
Menurut anda keberadaan pabrik dan pasar menjadi penyebab kemacetan selain tidak adanya pembangunan jalan alternatif baru? Lalu apa yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini?
Pemerintah daerah harus merelalisasikan kawasan industri terpusat, seperti Bekasi, Karawang, dan Tanggerang yang saya anggap mampu menata ruang kawasan sehingga tidak menimbulkan banyak titik kemacetan. Jika kawasan industri terpusat anggaplah di Ciambar sesuai rencana tata ruang daerah, maka penataannya akan lebih mudah. Inikan tidak, di tata ruang diatur tapi pada kenyataannya tersebar hampir di luar kawasan.
Selain itu penerapan aturan terkait analisis dampak lingkungan juga tidak berjalan, sebagai contoh celukan Pabrik tidak dapat dimanfaatkan oleh angkutan umum tetapi oleh PKL, sehingga angkutan umum lebih banyak ngetem di sebagian badan jalan, seharusnya pemda juga mulai berani memberlakukan pembatasan karyawan pabrik menggunakan motor, semua wajib naik kendaraan umum atau menyediakan angkutan khusus karyawan yang pengelolaannya dapat bekerjasama dengan para pengusaha dan sopir angkutan umum, karena kemacetan di Sukabumi terjadi saat jam masuk dan keluar karyawan pabrik karena jumlah pengguna motor yang sangat luar biasa.
Penataan angkutan umum harus dimulai dengan penataan jumlah angkutan, penertiban terminal bayangan, penataan trayek dan yang tidak kalah penting soal uji kelayakan berkala atas angkutan umum, karena tidak mungkin masyarakat akan beralih menjadi pengguna angkutan umum jika mereka tidak mendapatkan kenyamanan dan ketepatan. Penataan pasar juga hampir tidak pernah dilakukan secara terus menerus.
Selanjutnya, pemda juga harus mulai melakukan penataan angkutan barang, sebagai contoh angkutan Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) harus terus dimaksimalkan melalui kereta angkutan barang atau jam operasinya diatur tegas dengan jalur baku. Â
Â
Tadi menyebutkan soal pembangunan jalan jalan alternatif yang nyaris tidak terjadi dalam 10 tahun terakhir. Apakah hal ini menyumbang soal kemacetan di utara Sukabumi dan apa solusinya?
Banyak kajian menyebutkan jumlah kendaraan yang tidak berimbang dengan ruas jalan menjadi penyebab kemacetan dan itu terjadi di sini. Kita terlambat 10 tahun dalam membanggun ruas jalan baru hingga akhirnya seluruh jalan di kawasan utara dipenuhi oleh kendaraan dan macet. Solusinya pemda harus membangun jalan baru, atau meningkatkan jalan jalan desa menjadi jalan kabupaten sehingga bisa dilintasi dengan nyaman oleh kendaraan , menyambung dari utara ke barat timur dan selatan dan akhirnya mengurangi beban jalan nasional. (*)
Â