SUKABUMIUPDATE.com - Perilaku yang muncul pada anak ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Orang tua seringkali resah menghadapi perilaku anak yang picky eater atau pilih-pilih makanan.
Anak memilih makanan yang dikonsumsinya. Pada usia tertentu, anak hanya mau mengkonsumsi makanan tertentu saja. Namun pada usia sekolah, makanan anak lebih beragam. Anak sudah bersosialisasi dan dapat mengamati apa yang dimakan temannya.
"Picky eater muncul di usia awal, 2-3 tahun. Namun, biasanya berkurang pada usia sekolah karena terpengaruh melihat kebiasaan makan teman-temannya," ujar psikolog anak Rini Hildayani beberapa waktu lalu.
Penting bagi orang tua untuk menjadi panutan. Anak terbiasa dengan apa yang dilihatnya. Pilih-pilih makanan bisa dikarenakan orang tua yang tidak membiasakan menghidangkan salah satu jenis makanan di rumah karena tidak suka.
Sebaiknya, sejak dini anak dikenalkan beragam makanan agar bisa bereksplorasi dalam hal rasa dan tidak didominasi salah satu jenis makanan. Dalam perilaku picky eater, karakteristik anak mempengaruhi anak dalam menghadapi makanan baru.
Anak dengan karakter easy child akan mudah menerima makanan baru. Sedangkan anak yang mempunyai karakter sulit memerlukan waktu yang lama untuk dapat menerima makanan baru.
Lain halnya dengan anak berkarakteristik slow to warm, yang tidak memerlukan waktu terlalu lama dibandingkan difficult child. Menurut pakar gizi Sari Sunda Bulan, mengenalkan beragam makanan harus dibarengi dengan kreativitas orang tua, teknik memasak, dan cara penyajian makanan. Orang tua jangan mudah patah semangat.
"Kalau anak enggak suka brokoli ya sediakan buah yang gizinya dapat menyeimbangkan. Atau kalau sukanya kangkung, cari kreasi masakan dengan cara beda biar anak mau makan, Jangan lupa seimbangkan dengan piramida gizi,” sarannya.
Sumber: Tempo