SUKABUMIUPDATE.com - Berkurangnya waktu yang diperbolehkan untuk makan di siang hari selama bulan Ramadan logikanya bisa menekan beban pengeluaran dibanding hari biasa. Namun kenyataannya, sebagian orang malah menjadi boros pengeluaran pada bulan puasa karena banyaknya tawaran buka bersama dan juga karena tergiur banyak promo.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting, Eko Indarto, memiliki tips untuk mengelola keuangan agar tidak over budget di bulan Ramadan. Pertama, mengubah mindset jika berbuka puasa adalah ajang 'balas dendam' selama menahan lapar seharian.
"Kebanyakan orang begitu, padahal harusnya fokus pada ibadahnya. Akibatnya, yang terjadi adalah pengeluaran yang bahkan bisa lebih besar, dari hari biasanya," ujar Eko saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 Mei 2018.
Tips kedua, membatasi pengeluaran tidak boleh melebihi pengeluaran seperti di hari biasanya. Hal ini, ujar Eko, penting jika ada ajakan buka bersama dan promo lainnya di bulan Ramadan. "Misalnya, kalau hari biasa itu pengeluaran untuk makan sehari Rp 30 ribu, maka budget bukbernya enggak boleh lebih," tuturnya.
Tips ketiga, ujar Eko, pandai-pandai memilah ajakan berbuka puasa bersama. "Jangan tiap hari, bisa di atur dua atau tiga kali seminggu misalnya. Budget-nya juga harus disesuaikan."
Ramadan, ujar Eko, selayaknya membuat orang lebih banyak menabung karena pengeluaran tentunya lebih sedikit dari hari biasanya. Sehingga, tabungan tersebut dapat dipakai untuk persiapan menyambut Lebaran. Misalnya, untuk membeli baju baru, mengecat rumah, dan juga dana untuk membagikan Tunjangan Hari Raya atau THR. "Jangan sampai karena banyak pengeluaran di bulan puasa, malah berutang ketika Lebaran," ujarnya.
Menurut Eko, anggapan puasa membuat orang lebih boros itu tidak benar. "Jadi yang bikin boros itu diri sendiri, bukan puasanya. Jangan salahin puasanya. Semua momen itu tergantung kita pandai mengelola atau tidak," tutur Eko.
Sumber: Tempo