SUKABUMIUPDATE.com - Mungkin Anda cukup sering mendengar istilah 'Kita adalah Dokter Terbaik Bagi Diri Sendiri'. Pengamat dan praktisi kesehatan Jusuf Kristianto kembali mengingatkan istilah itu dalam memperingati Hari Kesehatan Dunia yang dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 7 April lalu. Jusuf mengingatkan pentingnya istilah itu dihayati sehingga semua orang bisa lebih meningkatkan kesehatannya.
Jusuf mengatakan dengan menghayati bahwa seseorang adalah dokter bagi dirinya sendiri, orang itu bisa melakukan banyak hal untuk melindungi dirinya dari sakit. Misalnya, ketika Anda sudah menyadari bahwa memiliki masalah tekanan darah tinggi, artinya selaku dokter, Anda bisa mengatur asupan makan Anda sebelum kondisinya semakin buruk. "Dokter yang paling hebat itu memang dokter diri kita sendiri. Kita bisa memutuskan untuk stop makan sop kambing bila tekanan darah sudah diketahui semakin meningkat," katanya kepada Tempo 8 April 2018.
Dengan menyadari kondisi tubuh masing-masing, Jusuf mengatakan, akan sangat mudah bagi Anda untuk menghindari obat dari dokter. "Misalnya, Anda terbiasa makan sate kambing, tapi Anda menderita tekanan darah tinggi, asam urat tinggi. Dengan menjadi dokter Anda bisa menghindari makan sate kambing daripada harus berobat ke dokter ketika sudah timbul sakit," katanya.
Menjadi dokter bagi diri sendiri, kata Jusuf, juga akan menyadarkan Anda untuk lebih menjaga kesehatan dengan menjaga gaya hidup Anda melalui olahraga teratur dan menjaga pola makan dengan memperbanyak sayur dan buah. "Jadi dokter diri sendiri, membuat kita sadar untuk melakukan proteksi dini. Promotif dan preventif saat ini yang terpenting," katanya.
Hal itu juga dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jusuf mengaku sudah mulai menghindari sayur asam. "Saya ini menghindari melinjo dan empingnya, karena khawatir asam urat naik," katanya.
Tindakanya bisa dicontoh banyak pihak. Di masyarakat, alangkah baiknya seseorang mengurangi makanan dengan kadar gula, garam dan lemak tinggi. Maklum saat ini masalah obesitas pada anak sudah semakin banyak dan mengkhawatirkan. "Lihat saja, anak Sekolah Menengah Atas, semakin banyak yang terlalu gemuk, bisa sakit kardiovaskular nanti saat dewasa. Maka menjadi dokter diri sendiri perlu ditanamkan kepasa semua orang," kata Jusuf yang juga selalu mengingatkan saran ini kepada komunitas penyintas kanker.
7 April ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Dunia oleh Badan Kesehatan Duna (WHO). Dalam peringatan kali ini, WHO motonya adalah kesehatan menyeluruh untuk siapa saja di dunia ini. Pengamat dan praktisi kesehatan Jusuf Kristianto mengatakan kondisi Indonesia sudah cukup maju dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. "Sudah jauh lebih maju dengan adanya program Germas dan Cerdik yang dicanangkan pemerintah. Masyarakat Indonesia sudah mau mengikuti anjuran ini," kata Jusuf kepada Tempo pada 8 April 2018.
Germas adalah singkatan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Promosi yang selalu dilakukan Kementerian Kesehatan terkait Germas adalah melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Selain Germas, ada pula gerakan Cerdik yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Jusuf mengatakan walaupun slogan gerakan kesehatan itu sudah mulai terdengar, namun pemerintah daerah perlu juga untuk terus bergerak meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat di semua daerah Indonesia. "Intinya ada di Otonomi Daerah, program pemerintah daerah harus sejalan dengan program nasional ini," katanya.
Sumber: Tempo