SUKABUMIUPDATE.com - Kita mengenal banyak vitamin dengan beragam manfaat. Vitamin A, C, dan E populer di kalangan wanita untuk mencerahkan kulit serta menopang daya tahan tubuh kala kesibukan menumpuk.
Namun, jangan abaikan vitamin lain. Vitamin B misalnya, amat penting, khususnya buat yang memiliki riwayat diabetes dan penyakit ginjal kronis. Kedua penyakit ini kerap berujung pada kerusakan saraf. Vitamin B1, B6, dan B12 bisa menjadi penyelamat.
Vitamin B1 salah satu anggota keluarga vitamin B kompleks yang larut dalam air. Vitamin ini mengubah karbohidrat menjadi glukosa, untuk menghasilkan energi bagi tubuh, termasuk saraf.
Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) menjelaskan vitamin B1 bersama B6 dan B12 bersinergi untuk menjaga dan memperbaiki sistem saraf. Sama seperti rambut rontok digantikan oleh rambut baru untuk regenerasi, saraf pun melakukan hal yang sama.
“Secara umum, vitamin B1 dan B6 menutrisi saraf agar bekerja maksimal. Bedanya, B1 sebagai sumber energi saraf sedangkan B6 fokus pada perbaikan transmisi saraf. B12 merupakan bahan baku regenerasi sel-sel saraf,” jelasnya.
“Ia memulihkan dan menjaga sel saraf dari kerusakan. Asupan vitamin B1, B6, dan B12 dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi daging merah, kacang-kacangan, sayur, dan buah.” tambahnya.
Memenuhi kebutuhan vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin mengecilkan risiko kerusakan saraf tepi atau neuropati, yakni kelainan fungsi saraf. Penyakit ini ditandai dengan gejala sepele, yakni kesemutan atau kebas yang sering berlangsung.
Saat kebas terjadi dalam berbagai posisi tubuh, Anda patut curiga. Terkait frekuensi dan durasi kebas tidak sama pada setiap orang.
“Jika sering kebas, atur ulang pola makan Anda dan lebih rajin berolahraga. Jika asupan gizi sudah seimbang dan olahraga sudah teratur tapi masih sering kebas, bisa jadi Anda mengalami defisiensi vitamin B,” ujarnya seraya menambahkan, “Penyerapan vitamin B bisa terganggu ketika Anda keranjingan mengkonsumsi alkohol. Alkohol mendistraksi konsentrasi tubuh dalam menyerap vitamin B.”
Selain alkohol, neuropati akan mengganas jika Anda memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal kronis, dan pola makan yang tidak sehat.
“Saat Anda memiliki riwayat penyakit dan gaya hidup seperti itu, kemungkinan mengalami neuropati meningkat. Pasien diabetes yang mengalami neuropati mencapai 35 persen. Ini tinggi. Sayangnya, riset kesehatan dasar negeri kita tidak mendata dengan detail prevalensi pasien diabetes yang menderita neuropati,” ujar Manfaluthy menyesalkan.
Sumber: Tempo