SUKABUMIUPDATE.com - Saat bayi memasuki usia 6 bulan, ibu mulai menyiapkan makanan pendamping ASI atau MPASI. Banyak ibu yang bingung jenis makanan yang dapat dikenalkan terlebih dulu pada anak.
ASI yang diberikan selama 6 bulan pertama dalam kehidupan anak merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari alergi. ASI perlindungan pertama bagi daya tahan tubuh anak dari segala penyakit.
Menurut Akademi Pediatri Amerika pola pemberian MPASI dapat diberikan mulai dari telur dan kacang-kacangan termasuk dalam bentuk selai boleh diperkenalkan sejak anak berusia 4 hingga 6 bulan. Tentu saja bayi mengonsumsinya dalam bentuk ASI, sehingga ibulah yang memakan telur dan kacang-kacangan.
Jika anak tidak menunjukkan reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, dan sesak napas, berarti Anda tak perlu segan memasukkan telur dan kacang-kacangan ke dalam menu MPASI. Selanjutnya, makanan berbasis susu, gluten, ikan-ikanan, dan kacang-kacangan pohon—kenari, almon, mete—diperkenalkan di masa awal MPASI yakni usia 6 hingga 9 bulan.
Pemberian gluten di masa ini akan menekan risiko anak mengalami celiac, penyakit autoimun yang membuat tubuh menganggap gluten sebagai zat berbahaya. Bahkan studi yang dimuat Jurnal Diabetes Care pada Januari 2018 menyebut, anak-anak yang baru diperkenalkan kepada gluten setelah usia 9 bulan menunjukkan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 1 ketimbang mereka yang diperkenalkan sejak awal masa MPASI.
Sementara Ari Brown, MD, dokter anak dari Universitas Texas di Austin, Amerika Serikat, menyarankan agar orang tua mulai memperkenalkan anak kepada aneka makanan termasuk yang mengandung telur, gluten, kacang-kacangan serta produk olahan susu seperti keju. Sebab, tidak ada bukti penelitian yang mengatakan, menghindarkan anak dari makanan-makanan itu akan membantu mereka mengelak dari alergi.
“Pengenalan dini terhadap makanan yang berpotensi tinggi memicu alergi justru akan melindungi anak dari alergi makanan dan penyakit pencernaan,” ujar Brown
Memberi anak makanan alergen ibarat vaksinasi, yang akan meningkatkan daya tahan tubuh dari pencetus-pencetus alergi dan penyakit-penyakit tertentu. Kalaupun ternyata ada reaksi alergi, Anda bisa segera mengetahui penyebabnya, zat yang bereaksi tidak baik di tubuh anak secara spesifik, dan penanganan yang tepat.
Di luar isu alergi, terlalu ketat dalam menyeleksi bahan makanan untuk bayi tanpa alasan medis juga berisiko pada kurangnya gizi.
Sumber: Tempo