SUKABUMIUPDATE.com - Pemotretan bayi semakin populer. Jika dulu bayi biasa difoto dengan dekorasi dan pose seadanya, kini marak foto bayi tertidur pulas dengan pose yang menggemaskan didukung dekorasi unik. Untuk menghasilkan foto bayi yang menarik, banyak faktor yang harus diperhatikan, terutama menyangkut kenyamanan bayi yang saat difoto sedang asyik tidur.
Tracy Callahan, fotografer bayi profesional dari studio foto Memories by TLC di North Carolina, AS, membagi 8 faktor yang harus diperhatikan saat memotret bayi yang baru lahir.Â
1. Kehangatan
Agar bayi nyaman saat difoto tanpa busana, penting menjaga suhu ruangan hangat. “Saya selalu mengatur suhu studio 85º Fahrenheit (29,4º Celsius). Saya juga menghangatkan selimut di pemanas sebelum digunakan sebagai alas bayi. Jika Anda merasa berkeringat selama pemotretan, berarti itu kondisi yang hangat untuk bayi dan mereka biasanya akan tidur lebih nyenyak,†urai Callahan.
2. Suara Menenangkan
Di dalam kandungan bayi biasa mendengar suara gemuruh air ketuban dan itu membuat mereka nyaman. “Selama pemotretan, saya selalu membunyikan dua jenis suara, suara hujan dan suara deburan air laut, dari ponsel saya. Saya juga memainkan musik. Tidak hanya membantu bayi tetap tenang tetapi juga membuat saya dan orang tua lebih relaks,†kata Callahan.Â
3. Perut Kenyang, Bayi Tenang
Susui bayi menjelang pemotretan. “Jika bayi dalam kondisi gembira saat tiba (di studio), saya akan mulai dengan pemotretan keluarga lalu membiarkan ibu menyusui bayi lagi saat saya menyiapkan properti pemotretan bayi. Saya akan berhenti (memotret) jika bayi terlihat butuh makanan. Bayi dengan perut kenyang akan tidur lebih nyenyak,†kata Callahan.
4. Buat Bayi Terjaga sebelum Pemotretan
Sebaiknya bayi tidak tidur 1-2 jam sebelum pemotretan sehingga mereka benar-benar mengantuk saat pemotretan. Salah satu caranya, memandikan mereka. “Ini cara yang bagus agar bayi tetap bergerak dan membuat mereka sedikit lelah sehingga mereka tertidur saat pemotretan. Selain itu, bayi yang baru mandi rambutnya lebih bagus dan kenyal,†kata Callahan.
5. Waktu yang Tepat
Callahan menyukai sesi pemotretan pagi. Ini waktunya kebanyakan bayi mengantuk dan tidur pulas. Meski bisa dilakukan siang atau sore, Callahan menganggap bayi seperti anak-anak, energi mereka akan banyak terkuras setelah sore dikhawatirkan setelahnya rewel.
6. Sedini Mungkin
Saat terbaik melakukan pemotretan adalah sebelum bayi berusia 2 minggu. Di usia ini, tubuh bayi mudah dibentuk untuk menghasilkan pose-pose menarik. Selain itu intensitas tidur bayi juga sangat panjang. Saat ini bahkan banyak orang tua yang melangsungkan pemotretan di rumah sakit, tak lama setelah bayi dilahirkan.Â
7. Ketenangan Orang Tua
Pemotretan bayi kadang tidak berjalan lancar. Bayi bisa saja terbangun, buang air, atau menangis kencang. Orang tua perlu tenang karena bayi bisa menyerap energi orang-orang di sekitar. “Pemotretan bayi yang saya lakukan rata-rata memakan waktu 3 hingga 4 jam. Butuh waktu untuk membuat bayi berpose dengan nyaman dan juga tidur dengan nyenyak. Juga, butuh waktu untuk membuat detail foto yang sempurna seperti meletakkan posisi tangan dan jari-jari kecil bayi,†kata Callahan. Agar orang tua santai selama pemotretan, Callahan menyiapkan kursi empuk, kudapan, minuman, dan majalah.
8. Keselamatan BayiÂ
Di samping bertujuan menghasilkan foto-foto menggemaskan, pemotretan harus memberi kenyamanan untuk bayi dan orang tua. Sentuh bayi dengan lembut, jagalah kebersihan properti foto dan tangan Anda. Jangan membahayakan keselamatan bayi hanya demi mendapatkan foto yang sempurna. Ingat, keselamatan bayi yang utama.
Sumber: Tempo