SUKABUMIUPDATE.com - Akhir atau awal bulan biasanya menjadi hari yang paling ditunggu bagi para pekerja. Musababnya, sebagian besar karyawan saat itu mendapatkan gaji atas kerjanya selama sebulan. Namun, bagaimana cara mengelola gaji agar seluruh kebutuhan terpenuhi dan tak jebol di tengah bulan. Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto membagi sejumlah tip sederhana apa yang harus diprioritaskan dan investasi apa yang tepat dipilih untuk masa depan.
Eko Endarto mempunyai kiat agar pengelolaan gaji di awal bulan bisa mencukupi seluruh kebutuhan sehari-hari. Selain itu, gaji tersebut masih bisa disisihkan untuk investasi dan tabungan. "Triknya sederhana dalam mengelola gaji agar uang yang kita miliki cukup untuk kebutuhan sehari-hari, menabung dan berinvestasi," ujarnya pada Tempo, Ahad, 29 Oktober 2017.
image: https://video.unrulymedia.com/native/in-art-close-icon-128x128.png
Tip pertama, kata Eko, adalah gaji dibagi rata sebesar 50 persen untuk kebutuhan prioritas dan 50 persen sisanya bisa digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Sebesar 50 persen gaji karyawan dipecah lagi untuk penggunaannya. "Yakni 30 persen untuk cicilan utang, 10 persen untuk investasi dan 10 persen untuk asuransi atau proteksi," ujarnya. "Sisanya 50 persen lagi bisa dihabiskan untuk konsumsi sehari-hari."
Dengan perencanaan keuangan yang baik, menurut Eko, gaji seorang karyawan akan cukup digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, seorang karyawan bisa menggunakan uang gajinya untuk memulai berinvestasi jangka panjang.
Yang terpenting, kata Eko, golongkan kebutuhan dari skala prioritas. Dalam mengatur pengeluaran kebutuhan sehari-hari, karyawan juga harus mempunyai daftar untuk memanfaatkan uang mereka.
Eko menyebutkan karyawan harus membagi pengeluaran ke dalam tiga kategori utama yang sifatnya wajib, kebutuhan dan keinginan. "Apa yang kita butuhkan juga sebaiknya dicatat, agar pengelolaan keuangan kita semakin baik," ujarnya.
Selain itu, menurut Eko, bagi karyawan yang belum mempunyai tabungan cukup, sebaiknya pekerja tidak memprioritaskan untuk berinvestasi. "Syarat berinvestasi yang ideal, kalau kita sudah mempunyai tabungan tiga kali lipat dari gaji."
Sumber: Tempo