SUKABUMIUPDATE.com - Masakan yang menggunakan bahan utama daging akan menguji kesabaran Anda. Musababnya, butuh waktu yang cukup lama untuk memastikan daging empuk atau lunak sehingga enak dikunyah. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat daging menjadi empuk.
Metode yang paling umum adalah dengan merebus daging di panci sampai empuk. Kemudian berkembang teknologi panci presto atau pressure cooker mampu membuat daging merah maupun daging ayam dan ikan menjadi lunak hingga ke tulang dan durinya, dalam waktu singkat ketimbang merebus. Sekarang ada lagi alat masak yang disebut slow cooker. Seperti namanya, alat memasak ini membutuhkan waktu cukup lama hingga bahan makanan matang.
Lantas cara apa yang lebih baik untuk melunakkan daging, apakah dengan panci presto atau slow cooker?
Chef Wina Bisset menjelaskan setiap alat memasak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika ingin cepat, maka panci presto jawabannya. Tapi kalau mau mempertahankan rasa dan kualitas masakan, slow cooker pilihan yang tepat. "Rasa masakan yang diolah menggunakan panci presto dan slow cooker akan jauh berbeda,†ujar chef Wina Bisset di pameran Kitchen & Bathroom Indonesia 2017, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Rabu, 27 September 2017.
Chef Wina menjelaskan kelebihan memasak dengan menggunakan slow cooker adalah kualitas rasanya lebih terjaga, dibandingkan dengan pressure cooker. Memasak dengan menggunakan slow cooker membutuhkan waktu lama, sehingga bumbu lebih meresap ke dalam daging. Sedangkan memasak dengan panci presto relatif lebih cepat sehingga tidak ada waktu yang cukup agar bumbu menyerap ke dalam daging.
Dibanding menggunakan slow cooker atau panci presto, Chef Wina Bisset justru lebih menyukai memasak menggunakan panci berbahan besi baja ringan atau dikenal dengan istilah cast iron pan. “Baja lebih cepat panas, sehingga makanan lebih cepat empuk. Bisa dipakai dalam oven juga,†ujarnya.
Di Eropa menurut Chef Wina Bisset, banyak peralatan memasak menggunakan panci berbahan baja ringan. Sebabnya, cuaca di sana yang lebih dingin, sehingga dapat mempertahankan suhu panas makanan lebih tahan lama.
Sumber: Tempo