SUKABUMIUPDATE.com - Berkumpul bersama keluarga besar adalah agenda wajib di Hari Lebaran. Pada kesempatan itu, kamu akan bertemu sanak famili yang mungkin jarang bersua.
Biasanya pada saat-saat seperti itu, sanak saudara akan mengajukan pertanyaan yang bersifat pribadi, misalnya “kapan nikah?†atau “kerja di mana sekarang?â€, dan sejenisnya. Entah benar-benar ingin tahu jawabannya atau sekadar basa-basi, kita tak bisa mengabaikan pertanyaan itu, terlebih jika yang megajukan adalah orang yang lebih tua.
Sejatinya pertanyaan itu membuatmu tak nyaman. Saking muaknya, ada orang yang memilih menghindar ketika berdekatan dengan anggota keluarga yang selalu ingin tahu. Namun jika pertanyaan itu sudah terlanjur ditujukan kepadamu, psikolog Kasandra Putranto punya jurus untuk menanggapinya. “Kalau ditanya kapan nikah, jawab enteng saja, tahun depan,†ujar Kasandra.
Meski jawaban ini mungkin membuat kesal si orang yang bertanya, Kasandra menyarankan agar kamu menyatakannya dengan nada datar saja, dan tidak meledek. “Jawab saja dengan jujur karena jika berbohong sama saja merendahkan diri sendiri,†ujarnya.
Kecuali jika lawan bicara masih seumur, jawaban sambil bercanda adalah cara paling ampuh untuk menyetop pertanyaan lanjutan. “Misalnya kalau ditanya ‘pacarnya siapa’? Jawab saja: Ada deh. Beres,†kata Kasandra.
Kasandra mengimbau jangan berpikir negatif atas pertanyaan itu. Sebab, asumsi tersebut bisa merugikan diri sendiri dan akan mengganggu momen silaturahmi. Meski begitu, Kasandra menilai pertanyaan seperti itu tidak sopan. Namun, karena sering dilakukan, jadi dianggap wajar. “Masyarakat kadang tak konsisten, mengajarkan sopan santun, tapi ada pembiaran untuk hal-hal yang sudah jadi kebiasaan,†ucapnya.
Awalnya, menurut Kasandra, pertanyaan seperti itu diajukan sebagai bahan pembuka obrolan atau basa-basi karena mungkin sudah lama tak bertemu. “Tapi kemudian ada juga yang terselubung kompetisi,†ujarnya.
Sumber: Tempo