SUKABUMIUPDATE.com - Kehamilan seharusya tak menjadi halangan untuk tetap aktif bergerak dan berolahraga. Tak perlu menghilangkan aktivitas olahraga dalam keseharian. Yang penting olahraganya harus disesuaikan dengan trimester kehamilan.Â
Wanita saat hamil dan setelah melahirkan mengalami diastasis recti atau terpisahnya otot perut. Otot perut, yang semula bersatu, jadi bergeser karena proses kehamilan dan persalinan. Penguatan otot perut diperlukan bagi ibu hamil dan setelah melahirkan. Caranya, dengan berolahraga.Â
Menurut pelatih olahraga prenatal dan pascanatal Adianti Reksoprodjo, selain mengencangkan otot, olahraga saat hamil punya segudang fungsi bagi ibu dan bayinya. Buat para ibu, olah tubuh selama mengandung juga berperan mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan, misalnya sembelit, wasir, kembung, dan kaki kram.
Adianti mengatakan bergesernya otot perut (rectus abdominus) pada ibu hamil dan pasca-melahirkan lumrah terjadi. Karena perkembangan janin, perut ibu jadi terdorong dan menjadi melar. Kalau otot perutnya sudah mencapai batas maksimal tapi janin masih memerlukan ruang untuk berkembang, secara alamiah otot di dinding perut, yang salah satu tugasnya menjaga organ bagian dalam, akan bergeser dan berpisah. Lantaran pemisahan ini, lemak bisa masuk ke celah di antara keduanya.
Akibatnya, perut ibu jadi susah kurus setelah melahirkan, kekuatan otot perut untuk membantu menyangga organ-organ di dalamnya berkurang, membuat nyeri di punggung bawah bertambah, dan ibu jadi susah menahan pipis. "Kekuatan otot perut ini berhubungan langsung dengan otot dasar panggul kita. Kalau lemah, jadi beseran," kata pelatih Crossfit L1 ini.
Tingkat pemisahan otot ini sangat bergantung pada lebar dan panjang torso ibu. Makin panjang torsonya, kemungkinan pemisahan ototnya makin sedikit karena rongga perutnya cukup luas untuk pertumbuhan janin. Begitupun sebaliknya, jika torsonya pendek, kemungkinan pemisahan otot perut ini semakin besar. Besar dan panjang janin juga berpengaruh pada pemisahan serta faktor keturunan.
Dokter kesehatan olahraga Michael Triangto mengatakan, pemisahan otot perut menjadi rumah bagi lemak seperti ini jarang terjadi. Namun tetap perlu diwaspadai, karena munculnya celah antarotot perut tersebut bisa menimbulkan hernia umbilikus, yakni keluarnya isi perut, dalam hal ini usus, melalui celah tersebut. "Misalnya terjadi di pusat, orang awam tahunya bodong," kata Michael.
Menurut dia, hernia ini bisa terjadi setelah melahirkan secara normal. Akibat tak pernah dilatih, otot ibu akan lemah dan kaku, sehingga saat mengejan otot bisa bergeser dan menimbulkan celah. Dampaknya, seusai persalinan, usus bisa masuk ke celah tersebut.
Usus yang keluar di lubang seperti ini memang tak menimbulkan rasa nyeri. Yang berbahaya,jika usus itu terjeblos terlalu lama dan tak bisa kembali. Karena usus terperangkap, aliran darah menjadi tak lancar, tak bisa buang air besar, dan menyebabkan usus membusuk. "Jika sudah begini, usus akan sakit dan harus dioperasi," kata dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat, ini.
Â
Sumber: Tempo