SUKABUMIUPDATE.com - Ketika baru membangun rumah tangga bersama pasangan, sejatinya kita juga membangun mimpi-mimpi. Impian ini bisa berbeda-beda bagi setiap pasangan, mulai keinginan bepergian ke berbagai tempat eksotis di muka bumi, merintis usaha, memiliki aset-aset tertentu, seperti kendaraan atau properti, hingga meraih kemerdekaan finansial.
Membangun mimpi memang penting bagi setiap pasangan agar memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah. Namun, sebagai pasangan baru terkadang akan kesulitan meraih semua mimpi-mimpi tersebut. Kesiapan finansial, komunikasi antarpasangan, hingga kesulitan menentukan skala prioritas bisa menjadi penghambat mimpi-mimpi tersebut.
Banyak pasangan yang ingin menghabiskan waktu dengan travelling bersama pasangan, meskipun belum memiliki kesiapan finansial yang memadai. Akibatnya, banyak mimpi-mimpi lainnya yang justru tidak dicapai.
Menurut Perencana Keuangan, Prita Ghozie, sejatinya ada tiga hal utama yang harus diperhatikan, terutama oleh keluarga baru, yakni rumah tinggal, pendidikan anak, dan baru kemudian mencukupi gaya hidup termasuk travelling. Menurut Prita, rumah tinggal adalah hal terpenting yang harus dipikirkan para pasangan muda sebelum mengejar mimpi lainnya.
“Rumah adalah tempat bernaung kita sekeluarga, setelah seharian sibuk bekerja atau beraktivitas. Selain itu, rumah bisa jadi merupakan aset investasi terbesar yang bisa kita miliki sepanjang hidup kita,†ujarnya.
Hal ini juga dialami sendiri oleh Prita saat ingin membeli rumah. Menurutnya, dia dan keluarga harus berhemat di berbagai pos pengeluaran. Menahan diri untuk membeli kendaraan juga bisa menjadi pertimbang an saat berencana memiliki rumah tinggal.
Membeli rumah dengan mencicil bisa menjadi pertimbangan. Biasanya, kita akan dikenakan uang muka 20-30 persen dari harga beli. Uang muka bisa didapatkan dengan disiplin menyisihkan sebagian penghasilan.
Prita menuturkan, langkah ini juga merupakan bagian dari latihan untuk membayar cicilan KPR. Idealnya, cicilan KPR mencapai 25 persen dari penghasilan rutin bulanan.
Selain rumah tinggal, pos lain yang harus menjadi prioritas adalah dana pendidikan anak. Idealnya, dana ini disiapkan ketika si buah hati lahir. Dengan demikian, kita bisa menentukan pada instrumen apa dana pendidikan tersebut disiapkan.
“Dana pendidikan ini agak kompleks karena bergantung dengan usia anak dan sekolah apa yang kita inginkan,†ujarnya. Jika memiliki waktu panjang, dana pendidikan bisa disiapkan dalam bentuk investasi saham.
Namun, jika waktu yang tersedia tidak banyak bisa memilih investasi di deposito atau reksa dana. Asuransi pendidikan juga bisa menjadi pertimbangan. Tapi, pasangan harus membaca detail dan memahami seluk beluk asuransi tersebut agar tidak menyesal di kemudian hari.
Jika kita sudah berhasil menentukan skala prioritas, pada akhirnya kita akan memasuki fase yang diidamkan setiap orang, yakni kemerdekaan finansial.
Sumber: Tempo