SUKABUMIUPDATE.com - Anak yang terlambat bisa bicara jangan langsung dicap mengalami autisme. Bisa jadi ada penyebab lain yang menyebabkan keterlambatan itu.
Keterlambatan itu bisa dideteksi apabila kemampuan bicara anak terlambat lebih dari tiga bulan dari perkembangan yang seharusnya, begitu yang dijelaskan pakar pengobatan tradisional Cina, Master Wong, dalam bukunya “A Soul of Healingâ€.
Contoh, anak berusia 1 tahun tapi kemampuan bicaranya setara dengan bayi 9 bulan. Kemampuan berbicara sendiri mencakup dua hal, yakni:
1. Ekspresif, yakni pengungkapan gagasan atau perasaan, baik dengan kata-kata maupun gerak badan seperti menangis atau tertawa.
2. Reseptif atau pengungkapan lewat bahasa.
Normalnya, perkembangan kemampuan berbicara anak dimulai sejak:
#3 bulan
#4 bulan anak mulai menggumam seperti mengucapkan kata “ma-ma-ma†atau “pa-pa-paâ€.
#Usia 9 bulan anak mulai menggandakan kata seperti “mama-mamaâ€.
#Usia 10-11 bulan anak meniru kata yang diucapkan orang di sekitarnya.
#Di atas 12 bulan anak mulai mengucapkan kata dan mengerti artinya.
#Menjelang 24 bulan, anak berkemampuan mengumpulkan kosa kata dan membuat kalimat.
Selain pendengaran, penyebab lain keterlambatan bisa dilihat dari fungsi otak. Apabila anak terlihat tidak memiliki respons terhadap ekspresi dan reseptif, maka harus dicari tahu apakah terjadi kerusakan pada otak.
Kasus lain yang sering terjadi adalah akibat Global Delay Development atau keterlambatan perkembangan psikomotor umum, down syndrome, kelainan saraf sensorik untuk pendengaran, atau autisme. Faktor lain yang bisa memicu anak terlambat berbicara adalah kelainan organ bicara, misalnya lidah lebih pendek sehingga cadel.
Perhatikan pula bila anak mengeluarkan kata dengan lafal yang kurang benar, misalnya “susu†menjadi “cucuâ€. Orang tua atau orang di sekitar jangan melafalkan kata dengan bahasa bayi. Bicaralah sesuai bahasa yang digunakan pada umumnya karena mengucapkan kata secara salah akan ditangkap anak sebagai pembenaran.
Mitos lain mengatakan anak perempuan lebih cepat berbicara dibanding anak laki-laki. Fakta itu tidak benar karena kemampuan bicara mengacu pada perkembangan normal anak. Anak yang lebih banyak bergerak atau hiperaktif biasanya agak sulit berkonsentrasi dan cenderung tidak memperhatikan sehingga kemungkinan mengalami terlambat bicara.
Selain itu, anak yang tunarungu pasti juga tunawicara sehingga perhatian orang tua akan ketidaknormalan anak sangat dibutuhkan sejak dini agar bisa menyiapkan alat bantu sejak awal. Bila orang tua tidak menyadari hal itu, anak akan tertinggal dalam segala hal, mulai dari pendidikan hingga pergaulan.
Sumber: Tempo