SUKABUMIUPDATE.com - Media sosial seperti sebuah kabar terbuka lebar yang memaparkan segala hal dan bisa diketahui oleh kalangan luas. Banyak hal terjadi karena mengunggah atau membuat update status tentang apapun di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, WhatApps, BlackBerry, Line dan lainnya. Bahkan dalam kegiatan politik seperti Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yang berlangsung pada 15 Februari lalu media sosial juga menjadi bagian dan kekuatan pada berbagai informasi terbaru meski ada yang hoak, subyektif, fakta dan sebagainya.
Bahkan di dunia karier membangun citra diri juga biasa dilakukan di media sosial seperti Facebook, LinkedIn, Twittter hingga Instagram. Hanya saja untuk urusan personal branding begini jadi kabur untuk memahami mana batasan yang boleh dilakukan di media sosial menjadi kurang jelas.
Pada laman Cosmopolitan dan Boldsky memaparkan tentang kesalahan yang dilakukan mereka yang berkarier dan menggunakan media sosial untuk pencitraan namun ternyata berujung merugikan diri sendiri.
1. Jangan pernah memposting situasi kantor secara terbuka dan komperhensif.
Banyak pekerja yang melakukan update stastus di media sosial dengan harapan berbagi kabar tentang kondisi kantornya. Tetapi yang terjadi justru bumerang untuk Anda. Apalagi bila berkeluh kesah tak hanya situasi dan lingkungan kantor, tetapi juga pekerjaan, teman bahkan bos Anda. Sering terjadi bercerita hal-hal negatif di media sosial tentang pekerjaan dan situasi, lingkungan berikut hal-hal yang terjadi di kantor tanpa disadari justru sangat merugikan Anda. Sebagai contoh, hal yang gampang dan sering dilakukan adalah saat Anda mengungkapkan betapa bosannya bekerja, atau betapa menjengkelkan atasan atau bos Anda, merasa muak dan sebal dengan sikap atau prilaku teman sekantor, Anda merasa kelelahan bekerja di kantor akan menyulitkan dan merugikan Anda.
2. Jangan terlalu rajin berbagi informasi.
Benar adanya pepatah diam adalah emas. Karena saat anda terlalu banyak menyebarkan informasi tanpa memberi batasan yang tegas dan jelas, lagi-lagi ini menjadi bumerang dan merugikan Anda. Ingat untuk curhat atau curcol bukan di media sosial, yang tepat Anda berbagi dengan orang-orang terdekat dan terpecaya yang menjamin kerahasiaan pada informasi yang Anda ceritakan.
3. Hanya mengunggah atau membuat status di media sosial untuk acara terntentu saja.
Mengapa demikian? Karena belum tentu ketika Anda memposting acara hangout atau pesta, ada bagian yang justru tak seharusnya diperlihatkan. Misalnya saat hangout bersama sahabat terpercaya kita menjadi diri snediri berpesta tanpa batas bahkan misalnya ada acara minum atau menari bersama. Nah, tak sengaja sikap ceroboh ini justru akan dilihat atau terbaca oleh teman, atasan di kantor Anda dan bisa berakibat fatal.
4.Sebaiknya tidak terlalu emosional.
Istilah anak sekarang jangan lebay atau berlebihan dan baper alias bawa perasaan dan perhatian. Tindakan ini seperti perasaan negatif atau rasa marah berlebihan tentang apapun di media sosial, justru bisa membuat pembacanya, siapa tahu orang SDM di kantor Anda berpikir Anda adalah orang yang selalu negatif, tidak menyenangkan dan tak bisa diajak bekerjasama.
5. Menyebarkan pembicaraan kontroversial.
Boleh-boleh saja beropini banyak hal di media sosial. Sebauknya perlu berhati-hati tidak sembarangan apalagi untuk hal-hal yang berhubungan dengan sensitifitas seperti agama, ras, suku dan politik. Apabila Anda beropini terlalu ‘menyerang’ atau sangat offensive, disarankan tahan diri dan tidak perlu disebar-sebarkan.
6. Terlalu agresif menjalin hubungan demi pekerjaan atau interview.
LinkedIn dan Twitter adalah tempat yang baik untuk menjalin hubungan professional. Tapi, berulang kali mengirim lamaran pekerjaan justru membuat pencari kerja malas memanggil Anda wawancara. karena itu, pergunakan media sosial untuk memulai pembicaraan seperti: meminta saran, bukan memohon pekerjaan.
7. Bercerita tentang aktivitas illegal.
Segala sesuatu yang melanggar aturan tidak baik dibagikan di media sosial. Tahan diri jangan seterbuka mungkin memberikan informasi tentang aktivitas tak resmi Anda. Apalagi bila Anda bekerja di sebuah perusahaan A, tetapi Anda menceritakan aktivitas atau memiliki kegiatan atau pekerjaan samping, ya ketika dibaca orang kantor Anda siap-siap itu bisa merugikan, malapetaka dan berakibat fatal untuk karir Anda di kantor.
Sumber: Tempo