SUKABUMIUPDATE.com - Kebahagiaan keluarga salah satunya adalah hadirnya sang buah hati sebagai penerus keturunan dan pelipur kesempurnaan di dalam sebuah keluarga. Sulitnya memiliki anak bisa memicu keributan di dalam rumah tangga yang bisa berujung perceraian.
Menurut survei Sosial Ekonomi Nasional dan BKKBN 2015, dari keseluruhan data populasi di Indonesia, jumlah pasangan usia subur sebesar 48,609 juta pasangan. Dari total pasangan usia subur tersebut, sebanyak 10-15 persen atau 6 juta pasangan di antaranya mengalami gangguan kesuburan.
“Gangguan kesuburan merupakan kegagalan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi," kata Konsultan Kesuburan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia - Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), dalam keterangan tertulis, Sabtu 18 Februari 2017. Menurut dia, faktor suami atau istri atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Yang termasuk faktor istri misalnya gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur atau gangguan pada rahim dan indung telur. Sedangkan yang termasuk dalam faktor pria adalah masalah sperma.
Budi menjelaskan gangguan kesuburan terjadi karena sumbatan saluran telur sebesar 35 persen, gangguan sperma sebesar 35 persen, gangguan pematangan telur sebesar 15 persen, dan tak bisa dijelaskan sebesar 10 persen. “Pemeriksaan masalah gangguan kesuburan pada istri akan melihat apakah ada masalah pematangan telur, kerusakan saluran telur, kista coklat ataupun gangguan rahim. Sedangkan pada pria akan dilakukan analisa sperma, yaitu jumlah sperma, bentuk sperma serta gerak sperma,†katanya.
Menurut Budi, program bayi tabung menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Program bayi tabung merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu.
Teknik ini berbeda dengan inseminasi di mana proses pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh manusia. “Smart In Vitro Fertilization (IVF), tidak sederhana prosesnya karena sama dengan proses program bayi tabung lainnya yang melewati delapan tahapan," katanya. Delapan tahapan itu adalah pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma, penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur, penyuntikan obat penekan hormon, pengambilan sel telur, pembuahan, pengembangan embrio, penanaman embrio serta tahap menunggu hasil.
Sumber: Tempo