SUKABUMIUPDATE.com -  Alasan orang tua menerapkan pola asuh yang keras dan ketat pada anak adalah ingin anaknya disiplin dan mandiri. Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya tak berdaya dan tidak mampu mengatasi tantangan hidup. Ternyata hal ini salah. Perlakukan yang keras berdampak negatif pada anak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Development menunjukkan bahwa orang tua yang keras disertai pemberian hukuman fisik dan verbal yang diberlakukan pada anak-anak berdampak negatif pada keberhasilan anak di sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dipukul oleh orang tua lebih agresif serta cenderung menderita kecemasan dan depresi. Hal ini akan mengakibatkan anak mengalami masalah dalam belajar dan berinteraksi dengan orang lain di kemudian hari.
Seperti dilansir CNN, Rochelle Hentges dari University of Pittsburgh mengatakan penelitian yang dilakukan timnya menunjukkan anak-anak yang mengalami pola asuh keras dan ketat cenderung memiliki perilaku yang bermasalah. Bila mengalami perilaku keras dari orang tua di kelas VII, anak laki-laki cenderung mencuri dan memukul orang lain. Berbeda dengan anak perempuan, mereka cenderung terlibat dalam kegiatan seksual ketika mereka berada di kelas XI. Anak-anak ini juga berisiko putus sekolah.
Studi ini diikuti responden selama bertahun-tahun dan fokus pada remaja. Para peneliti percaya hasil penelitian akan sangat membantu dalam memahami implikasi perilaku keras orang tua terhadap anak.
Hentges mengatakan membatasi perilaku fisik dari orang tua dapat membuat anak merasa mempunyai dukungan yang baik di rumah. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap orang lain yang dapat mempengaruhi saat mereka dewasa.
Asisten profesor Qing Zhou dari UC Berkeley mengatakan pola asuh otoriter dapat menyebabkan anak mempunyai kemampuan sosial yang buruk, merasa cemas, dan tertekan. Zhou mengatakan orang tua yang sukses dapat dilihat dari segi kesehatan mental anak-anaknya.
Â
Sumber: TEMPO