SUKABUMIUPDATE.COM - Nimba tergolong dalam tanaman perdu, pertama kali ditemukan di daerah Madhya Pradesh, India. Nimba tersebar ke Indonesia diperkirakan sejak 1500 masehi ke Pulau Jawa.
Di Indonesia, pohon nimba di Jawa Barat, memiliki beragam nama seperti, imba atau mimba di Jawa Timur, membha atau mempheuh di Madura, dan intaran di Bali, dan azadirachta indica A. Juss dalam istilah ilmiah.
Pohon ini tumbuh di daerah tropis dan kering berkala, sehingga biasa ditemukan di tepi jalan. Tumbuh pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl (meter di atas permukaan laut). Ketinggian pohon ini sekira 20 meter, batangnya agak bengkok dan pendek.
Pohon yang bagian biji, kulit, dan daunnya bermanfaat untuk kesehatan ini, berkulit tebal, dengan batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang satu centimeter.
Di India tanaman ini disebut the village pharmacy, digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986).
Efek biologis nimba memiliki efek antiserangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling paten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada buah apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva aedes aegypti.
Daun nimba sangat pahit, mengandung senyawa β-sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa senyawa diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Jika rebusannya diminum, bermanfaat sebagai pembangkit selera makan, obat malaria, disentri, borok, anti bakteri.
Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun nimba, dua jari batang nimba dicuci dan dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dalam tiga gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya. Setelah dingin, disaring, kemudian diminum dengan tambahan gula seperlunya (dua kali sehari 3/4gelas).
Jika dibuat minyak, daun nimba bermanfaat mengatasi eksim, kudis, cacingan, dan menghambat perkembangan dan pertumbuhan kuman. Untuk eksim, siapkan 20 lembar daun, lalu dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya, kemudian tempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari).
Buah nimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning. Sedangkan bijinya ditutupi kulit keras berwarna coklat dan di dalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan penghambat pertumbuhan plasmodium berghei pada hewan mencit.
Seduhan kulit batangnya bisa digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar, dan dapat diminum sebagai obat penyakit lambung.
Tanaman nimba juga dapat dipergunakan sebagai insektisida nabati dengan dicampurkan bahan lain seperti, serai wangi, lengkuas, gadung, sabun, dan alkohol. Namun toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak.