SUKABUMIUPDATE.com - Ari Ide-Ektessabi, profesor bidang teknologi pengambilan gambar tingkat tinggi, fakultas teknik, Universitas Kyoto, Jepang, memuji Indonesia yang memiliki budaya sangat bagus. Akan tetapi, Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah dan perlu kerja keras dalam menjaga kelestarian benda-benda purbakala. Â
"Saya datang ke Indonesia pertama kali lebih dari 10 tahun lalu. Sekarang, saya melihat Indonesia telah berkembang sangat pesat. Ini bagus karena memperlihatkan Indonesia punya uang, tetapi ini tidak baik bagi tempat-tempat sejarah karena banyak yang dihancurkan. Saya telah melihat beberapa tempat sejarah yang hancur di sini dan tidak bisa dinikmati oleh turis," kata Ide-Ektessabi, usai seminar Cultural Heritage Digital Archive, yang digelar untuk memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, Rabu 21 Februari 2018, di Jakarta.Â
Ide-Ektessabi menjelaskan, Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar dalam menjaga kelestarian tempat dan benda-benda purbakala. Tantangan paling umum adalah kelembapan yang cukup tinggi, yang biasa dihadapi oleh negara-negara tropis. Kondisi ini tidak bagus bagi benda-benda purbakala karena bisa membuatnya lekas rusak.Â
Oleh sebab itu, menyimpan data benda-benda purbakala melalui teknologi arsip digital sangat penting sebelum benda-benda tersebut punah. Tak hanya itu, masyarakat juga harus terlibat langsung dalam melindungi aset-aset sejarah tersebut, seperti yang dilakukan para biksu di Jepang yang melindungi benda-benda purbakala dalam kuil.  Â
Dia menambahkan, jumlah benda-benda purbakala di Indonesia tak terhitung banyaknya dan salah satu yang menjadi favoritnya adalah candi Borobudur. Di Indonesia, banyak pula kitab-kitab kuno, seperti Quran, yang perlu kerja keras untuk menyelamatkannya karena secara alami bisa mengalami peluruhan. Â
Sumber: Tempo