Pada saat libur lebaran Idul Fitri kemarin, saya dan keluarga pergi berwisata ke pantai Palabuhanratu. Palabuhanratu menjadi salah satu objek wisata yang terkenal dan sekaligus menjadi andalan di Kabupaten Sukabumi. Saat itu jalan menuju arah Palabuhanratu sangat ramai dan terjadi kemacetan di beberapa titik. Biasanya perjalanan ditempuh dalam waktu dua jam dari rumah, tapi karena kondisi saat itu masih libur lebaran Idul Fitri, jadi perjalanan ditempuh dalam waktu tiga jam.
Ketika sampai di sana, ternyata disepanjang garis pantai dipenuhi sampah organik maupun non organik, seperti kantong plastik, botol air mineral, batok kelapa, sisa bungkus makanan, hingga ranting pohon. Pastinya sampah tersebut mengganggu, khususnya bagi wisatawan yang datang kemari untuk berwisata. Ironisnya sampah tersebut juga dapat merusak suasana pemandangan di pantai.
Menurut informasi yang saya dapat, sampah tersebut berasal dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitar pantai, kemudian sampah dari laut yang terbawa ke pantai, dan limbah dari masyarakat, serta rumah makan yang ada di bibir pantai. Selain itu disebabkan oleh keterbatasan petugas kebersihan pantai dan keberadaan tong sampah di sekitar pantai jarang ditemui. Sampah-sampah tersebut memang sulit untuk dibersihkan apalagi saat musim hujan karena volume sampah akan terus bertambah setiap harinya.
Demi mencapai kenyamanan bersama, khususnya bagi wisatawan yang berkunjung dan umumnya bagi penduduk asli Palabuhanratu, saya berharap pihak Pemerintah Kabupaten lebih tegas untuk melarang buang sampah sembarangan di sekitar pantai dan lebih memperhatikan lagi sarana kebersihan di lokasi wisata. Jika dibiarkan terus seperti ini maka objek wisata yang terkenal di Kabupaten Sukabumi nantinya tidak akan menjadi daya tarik lagi bagi wisatawan baik lokal maupun luar negeri.
Resnu Aji Himawan Agustian
email : [email protected]
Jalan Gandasoli, RT 01/07, Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, 43193.