Jalan Rusak dan Anak Putus Sekolah, Pengalaman Pahit Warga 3 Kampung di Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Senin 28 Apr 2025, 11:21 WIB
Kondisi jalan ruas Cibugel-Bangbayang, akses utama penghubung Desa Nangela dan Desa Bangbayang rusak parah (Sumber: dok warga)

Kondisi jalan ruas Cibugel-Bangbayang, akses utama penghubung Desa Nangela dan Desa Bangbayang rusak parah (Sumber: dok warga)

SUKABUMIUPDATE.com - Tingginya angka putus sekolah ternyata juga dipengaruhi infrastruktur wilayah khususnya kondisi jalan. Ini menjadi pengalaman dan fakta pahit yang harus ditelan warga sejumlah kampung di Desa Nangela dan Bangbayang Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.

Kondisi jalan ruas Cibugel-Bangbayang, akses utama penghubung Desa Nangela dan Desa Bangbayang rusak parah selama puluhan tahun. Dampaknya sangat dirasakan warga, bukan hanya soal akses kesehatan, sosial, ekonomi dan pemerintahan tapi juga keberlangsungan pendidikan generasi muda di wilayah tersebut.

Ketua RT Bojongwaru, Bubun (40 tahun), mengungkapkan bahwa kerusakan jalan sepanjang sekitar 6 kilometer itu mengakibatkan anak-anak di tiga kampung, yakni Bojongwaru 1, Bojongwaru 2, dan Selaeurih, kesulitan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP atau MTs.

Baca Juga: Hasil Polling Sukabumiupdate.com: 80% Warganet Minta Program MBG Dihentikan

Masalahnya, tidak ada sekolah lanjutan untuk tamatan SD sederajat di wilayah Desa Nangela. "Setelah lulus dari SDN Bojongwaru, anak-anak harus melanjutkan sekolah ke SMP atau MTs di wilayah Kecamatan Kalibunder, Sagaranten, atau ke Desa Bangbayang. Namun akses jalan menuju kesana sangat sulit, jalan nya berlumpur saat hujan, bebatuan rusak parah dan tidak bisa dilalui kendaraan biasa," ujar Bubun kepada sukabumiupdate.com, Senin (28/4/2025).

Menurut Bubun, sepeda motor yang digunakan warga untuk melintasi jalan tersebut harus dimodifikasi khusus (dikenal dengan istilah "engkreg"). Kondisi ini, lanjutnya membuat banyak anak terpaksa mondok atau kost di dekat sekolahnya, dan tidak semua keluarga mampu untuk membiayai kebutuhan tersebut.

"Banyak orangtua yang tak mampu, akhirnya memilih tidak melanjutkan sekolah untuk anak-anak mereka. Karena butuh biaya tambahan untuk kost atau mondok. Disini masih banyak yang ekonomi bawah, petani kecil," tambah Bubun.

Baca Juga: Dari Sukabumi ke Panggung Sastra: Warisan Joko Pinurbo di Hari Puisi Nasional 28 April

"Seperti anak saya, sekarang mondok di pondok pesantren di Kalibunder. Dia ingin lanjut ke SLTA, tapi tentu harus kost lagi, dan biayanya tidak sedikit," keluhnya.

Bubun ungkap datat terbaru. "Di Kampung Bojongwaru saja sekarang ada sekitar tujuh anak usia SMP yang saat ini terpaksa tak melanjutkan pendidikan. Rata-rata, hanya satu atau dua anak saja tiap tahun yang bisa melanjutkan sekolah, itu pun mondok di pesantren," ujarnya.

Senada, Kepala SDN Malangbong, Riprip Nurkhalik, menyatakan bahwa kondisi akses jalan menjadi salah satu kendala utama kelanjutan pendidikan siswa SDN Bojongwaru, yang kini digabung dengan SDN Malangbong dan SDN Caringin karena minimnya jumlah siswa.

Baca Juga: Sosialisasi di Sukabumi, Drh Slamet Sebut Empat Pilar Kebangsaan Harus Dijaga dan Diamalkan

"Saat ini siswa SDN Bojongwaru hanya berjumlah 24 orang dari kelas 1 hingga 6. Setiap tahun rata-rata yang lulus hanya satu hingga tiga orang, bahkan ada tahun di mana tidak ada yang lulus," kata Riprip.

Ia menambahkan, dari sedikit lulusan tersebut, hanya satu atau dua orang yang melanjutkan ke SMP atau MTs, itupun dengan perjuangan keras dari pihak sekolah dan orangtua.

"Warga pernah mengajukan usulan untuk membuka kelas jauh SMP, namun terkendala jumlah siswa yang tidak memenuhi syarat minimal 20 orang," ujarnya.

Baca Juga: Dewan Muhammad Jaenudin Ajak Perhatikan Kesejahteraan Lansia di Jabar

Riprip menegaskan, jika kondisi jalan diperbaiki sehingga anak-anak bisa pulang-pergi tanpa harus mondok, kemungkinan besar jumlah anak yang melanjutkan pendidikan akan meningkat.

Warga Bojongwaru berharap pemerintah dapat segera memperhatikan dan memperbaiki akses jalan ini, agar anak-anak di daerah mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

"Kami hanya ingin ada solusi terbaik. Kasihan anak-anak yang semangat belajarnya terhambat hanya karena jalan," pungkas Bubun.

Baca Juga: Dugaan Pungli di Lapas Warungkiara Sukabumi, Kalapas: Jika Terbukti, Saya Tindak!

Penjelasan Dinas PU dan Usulan Perbaikan

Kepala Bagian Tata Usaha UPTD PU Wilayah Sagaranten, Ami Amelia, membenarkan bahwa ruas jalan tersebut merupakan jalan kabupaten. Saat ini tengah dilakukan percepatan usulan perbaikan.

"Benar, itu jalan kabupaten, ruas Cibugel–Bangbayang dengan panjang 24 kilometer. Dari total panjang itu, yang dalam kondisi bagus hanya sekitar 8 kilometer, sementara 16 kilometer mengalami kerusakan berat," ujar Ami Amelia saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Minggu (27/04/2025).

Ami menjelaskan, sudah ada pengusulan perbaikan jalan tersebut, bahkan dilakukan setiap tahun. "Di ruas itu juga terdapat tiga jembatan gantung yang kondisinya rusak, salah satunya bahkan tergerus banjir Sungai Cigugur. Ada tiga Jembatan; jembatan Cigugur, jembatan Cicurug, serta jembatan Cilantung," tambahnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini