SUKABUMIUPDATE.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia telah menjadi topik hangat yang diwarnai dengan berbagai pro dan kontra masyarakat.
Di satu sisi, Program Makan Bergizi Gratis bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak dan mengurangi angka stunting. Namun, di sisi lain, pelaksanaannya menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterlambatan pembayaran kepada penyedia makanan, kasus keracunan siswa, serta dugaan penyalahgunaan anggaran.
Melansir antikorupsi.org, Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mendesak agar Badan Gizi Nasional (BGN) mengevaluasi program MBG secara menyeluruh. ICW menyoroti tiga masalah mendasar dalam program MBG, diantaranya kebijakan tata kelola dan mekanisme MBG, kebutuhan anggaran hingga transparansi mekanisme pengadaan MBG.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengklaim bahwa banyak negara lain tertarik untuk mempelajari program MBG di Indonesia.
Lebih dekat di lingkup regional, DPRD Jawa Barat juga meminta pemerintah pusat untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh agar program MBG dapat berjalan lebih optimal dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Kemudian di Sukabumi, catatan redaksi sukabumiupdate.com menunjukkan, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi, Jumat (21/2/2025) lalu oleh Gerakan Mahasiswa Sukabumi dan Aliansi BEM Sukabumi (BSI), salah satunya menuntut soal peninjauan kembali kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: Hasil Polling Sukabumiupdate.com: 51% Warganet Setuju Pembangunan Bandara Cikembar
Berdasarkan hal tersebut, sukabumiupdate.com (SU) melakukan jajak pendapat (polling) kepada para pembaca SU melalui fitur polling di feeds Instagram @sukabumiupdatecom. Polling sukabumiupdate.com tersebut bertajuk "PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS, LANJUTKAN ATAU HENTIKAN?". Polling sukabumiupdate.com ini dimulai pada hari Senin, 21 April 2025 dan berakhir pada hari Rabu, 23 April 2025.
Hasil Polling sukabumiupdate.com Tentang Program Makan Bergizi Gratis
Polling sukabumiupdate.com tentang Program Makan Bergizi Gratis
Hingga Kamis, 24 April 2025, di media sosial instagram/@sukabumiupdatecom, sebanyak 842 akun telah menyukai postingan Polling Program Makan Bergizi Gratis, dengan 280 komentar, 40 kali dibagikan dan 21 kali disimpan.
Kemudian, ada 1.951 akun yang telah berpartisipasi dalam Polling sukabumiupdate.com tersebut, diantaranya 80% pengguna atau sekitar 1.561 akun memilih "Hentikan" dan 390 akun (20%) memilih "Lanjutkan".
Hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Program Makan Bergizi Gratis
Berikut persentase dan hasil Polling sukabumiupdate.com tentang Program Makan Bergizi Gratis:
- 80% Wargi Memilih Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan (1561 pengguna)
- 20% Wargi Memilih Program Makan Bergizi Gratis Dilanjutkan (390 pengguna)
Analisis Sentimen di Polling sukabumiupdate.com
Analisa lanjutan juga dilakukan sukabumiupdate.com dengan menghimpun dan mengolah kata dan/atau kalimat tertentu dari komentar warganet hingga akhir periode polling. Persentase dalam analisis ini berdasarkan akumulasi komentar bersentimen positif, negatif dan sentimen netral.
Hasilnya, sentimen negatif mencapai 78% sementara sentimen positif hanya sebesar 14%, dan sentimen netral di angka 8%. Adapun sentimen positif adalah komentar bernada mendukung, menyukai, setuju, senang, atau memberikan kesan baik. Sementara sentimen negatif memiliki definisi sebaliknya.
Dari data tersebut, Sentimen Negatif mendominasi kolom komentar Polling Program Makan Bergizi Gratis. Warganet menuntut penghentian Program MBG dengan beragam alasan.
Diantaranya terkait kekhawatiran penyalahgunaan anggaran, kualitas makanan, juga masalah distribusi. Sementara warganet yang berkomentar dengan sentimen positif cenderung meminta pemerintah untuk mengevaluasi Program Makan Bergizi Gratis tanpa menghentikannya secara total.
Hasil olah data terhadap tanggapan warganet di kolom komentar Polling sukabumiupdate.com menunjukkan ada program lain yang seharusnya menjadi prioritas dibandingkan Program Makan Bergizi Gratis.
Aspirasi warganet soal program prioritas selain MBG diantaranya, kebutuhan Lapangan Kerja dengan persentase sebesar 38% dan Pendidikan Gratis sebesar 32%. Saran program prioritas yang berikutnya adalah Subsidi Sembako (15%), Kesehatan Gratis (8%) serta Infrastruktur & lain-lain (7%).
Berikut rincian urutan program prioritas selain MBG, berdasarkan hasil analisis aspirasi komentar warganet di Polling sukabumiupdate.com:
- Lapangan Kerja: 38%
- Pendidikan Gratis: 32%
- Subsidi Sembako: 15%
- Kesehatan Gratis: 8%
- Infrastruktur & lain-lain: 7%
Baca Juga: Jalan Penghubung Desa di Tegalbuleud Sukabumi Rusak, UPTD PU: Sudah Diusulkan
Komentar Warganet Soal Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Polling sukabumiupdate.com tentang Program Makan Bergizi Gratis
Kemudian dari 280 komentar, beberapa warganet menyebut sederet alasan mengapa mereka memilih agar Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan.
"Kemaren masa anak2 dikasih telor udah ada belatung nya.. ini judul nya gizi buruk bukan nya makanan bergizi😂 udah lah ga usah maksa2in." komentar akun/@gemiXXX di polling sukabumiupdate.com.
"Makanan nya byk yg gk dimakan dan numpuk hingga akhirnya gak tepat sasaran... dibawa pulang oleh guru² nya." tulis salah satu akun lainnya, @pajaXXX di instagram/@sukabumiupdatecom, dikutip Senin, 28 April 2025.
Akun dengan username/@rizaXXX juga berkomentar hal serupa yakni, "Dana MBG banyak dikorupsi, mending dihentikan dulu sampai SDM-nya diperbaiki."
Tak hanya komentar dengan sentimen negatif, beberapa pengguna juga menyoroti soal urgensi Program MBG untuk masyarakat yang membutuhkan, selain di daerah perkotaan.
"Boleh lanjutkan untuk daerah tertinggal, tapi untuk kota kurang tepat." tulis komentar akun/@deraXXX di polling sukabumiupdate.com.
"Lanjutkan, bermanfaat untuk yang tidak mampu," komentar akun lain, @mrl3XXX, yang menyoroti soal kebutuhan bagi masyarakat dengan taraf ekonomi menengah ke bawah.
Akun dengan username/@yusuXXXX juga berkomentar bahwa perlu waktu untuk dapat melihat Hasil Program MBG di Indonesia. Warganet tersebut menganalogikan MBG seperti petani, "MBG seperti petani menanam benih, butuh waktu untuk hasil. Butuh dukungan semua pihak."