SUKABUMIUPDATE.com – Haru dan rasa syukur menyelimuti keluarga Cahya Maulana (18 tahun), pelajar SMK di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, setelah remaja tersebut akhirnya pulang ke rumah dalam keadaan selamat. Cahya sebelumnya dilaporkan hilang secara misterius sejak awal April 2025, dan baru ditemukan setelah lebih dari dua pekan pencarian.
"Alhamdulillah Cahya sudah pulang. Kami sekeluarga sangat bersyukur," ucap Dandi Sulaeman, kakak kandung Cahya, dengan nada lega saat ditemui sukabumiupdate.com pada Jumat (25/4/2025).
Menurut Dandi, titik terang kepulangan adiknya berawal dari kabar seorang warga yang mengaku melihat sosok mirip Cahya di wilayah Bogor. Tak lama setelah itu, Cahya sempat mengaktifkan ponselnya dan melakukan komunikasi singkat dengan keluarga.
“Dia bilang sedang berada di Jakarta, tapi saat ditanya lebih lanjut, dia bingung. Sepertinya kehilangan arah dan tidak tahu harus ke mana,” ujar Dandi.
Baca Juga: Pelajar SMK di Palabuhanratu Sudah Sepekan Hilang, Keluarga Curiga ada Unsur Kriminal
Menindaklanjuti kabar tersebut, keluarga segera menghubungi seorang kerabat yang tinggal di Bogor. Beruntung, sang kerabat berhasil menemukan Cahya di kawasan Jakarta Selatan. Tak butuh waktu lama, keluarga pun menjemput dan membawanya pulang ke Sukabumi.
“Mungkin awalnya dia memang ingin ke rumah saudara, tapi nyasar. Sekarang dia sudah di rumah, masih beristirahat dan belum kembali ke sekolah,” lanjut Dandi.
Hingga kini, pihak keluarga belum mengetahui pasti alasan Cahya pergi dan menghilang selama itu. "Yang penting dia selamat. Untuk saat ini, kami fokus memulihkan kondisi psikologisnya terlebih dahulu," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Cahya Maulana dilaporkan hilang sejak Kamis, 6 April 2025. Warga Kampung Citamiang, RT 001 RW 010, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan ini terakhir terlihat saat hendak pergi ke sekolah bersama temannya, Dias, sekitar pukul 05.00 WIB menggunakan sepeda motor Honda Beat Street bernomor polisi F 5325 UAI.
Namun di tengah perjalanan, Cahya berpamitan pada Dias untuk kembali ke rumah karena dasi sekolahnya tertinggal. Sejak saat itu, ia tak pernah kembali—baik ke rumah maupun ke sekolah. Nomor ponselnya pun tidak lagi bisa dihubungi.