Jelang HKBN 2025, BPBD Sukabumi Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri Gempa Bumi

Sukabumiupdate.com
Jumat 25 Apr 2025, 19:42 WIB
Menyambut HKBN, BPBD Kabupaten Sukabumi menggelar simulasi evakuasi mandiri gempa bumi | Foto : Istimewa

Menyambut HKBN, BPBD Kabupaten Sukabumi menggelar simulasi evakuasi mandiri gempa bumi | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menggelar simulasi evakuasi mandiri gempa bumi di lingkungan internal kantor BPBD, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Jumat (25/4/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang jatuh pada 26 April 2025, pelaksanaan simulasi bertepatan dengan agenda rutin pengecekan sirine peringatan dini tsunami (EWS).

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengatakan simulasi ini penting untuk melatih keterampilan personel BPBD dalam menghadapi bencana.

“Jadi hari ini BPBD Kabupaten Sukabumi melaksanakan simulasi kesiapsiagaan bencana di lingkungan internal. Besok, 26 April, akan ada apel kesiapsiagaan sekaligus aktivasi cek sirine tsunami yang memang rutin kita lakukan setiap tanggal 26 tiap bulan,” kata Deden kepada sukabumiupdate.com.

Menurutnya, simulasi dilakukan untuk memastikan semua peralatan penanganan bencana dalam kondisi berfungsi dan juga sebagai sarana edukasi serta pelatihan teknis kepada personel BPBD.

Baca Juga: Ketua FDS Soroti Tantangan 100 Hari Kerja Asep Japar-Andreas Pimpin Sukabumi

“Simulasi ini mencakup penyelamatan dari gempa bumi, kode-kode kentongan, manajemen posko darurat, dan lain-lain. Harapannya, saat terjun ke lapangan, mereka sudah siap dan paham karena memang BPBD juga rutin melakukan edukasi ke masyarakat,” jelasnya.

Deden juga menyampaikan bahwa kendala dalam penanganan bencana pasti ada, terutama karena luasnya wilayah Kabupaten Sukabumi yang mencakup 47 kecamatan, 381 desa, dan 5 kelurahan.

“BMKG dan BNPB sudah memberi peringatan dari Desember sampai April terkait potensi bencana hidrometeorologi. Setelahnya, biasanya akan masuk musim kekeringan. Ini perlu diantisipasi bersama,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana. Edukasi di masyarakat harus terus ditingkatkan, agar warga bisa mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing.

“Ketika masyarakat sudah paham bahwa wilayahnya rawan longsor, banjir, atau lainnya, maka mereka bisa lebih siap siaga. Ini akan memudahkan proses penanganan karena kesiapan itu sudah terbentuk sejak awal,” katanya.

Sebagai penutup, Deden menghimbau masyarakat untuk lebih mengenali dan mewaspadai potensi bencana di lingkungannya masing-masing.

“Yang pertama, kenali dulu lingkungan tempat tinggal, apakah ada potensi bencana. Kedua, tetap waspada. Kabupaten Sukabumi punya sekitar 12 jenis bencana. Bahkan Gunung Gede juga sempat aktif kembali. Maka kewaspadaan harus selalu ditingkatkan,” pungkasnya. (Adv)

Berita Terkait
Berita Terkini