Kesaksian Sopir Ambulans saat Evakuasi Jasad Petani Sukabumi Korban Peluru Nyasar

Sukabumiupdate.com
Jumat 25 Apr 2025, 19:21 WIB
(Ilustrasi) Otib tewas tertembak di lahan Perhutani Cisujen Blok 10, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU

(Ilustrasi) Otib tewas tertembak di lahan Perhutani Cisujen Blok 10, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU

SUKABUMIUPDATE.com - Lampu-lampu warna-warni dari Bianglala atau korsel masih berputar perlahan di tengah malam yang mulai lengang di lapangan sepak bola depan Kantor Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.

Pengunjung pasar malam perlahan berkurang, dan sebagian pedagang warung tampak bersiap menutup lapak seiring berakhirnya acara pada Selasa malam, 22 April 2025.

Termasuk Dedi Janet (47 tahun), sopir ambulans desa yang saat itu menggantungkan rezeki dari keramaian pasar malam dengan berjualan makanan dan minuman ringan bersama isterinya.

Sekitar pukul 01.00 WIB Rabu 23 April 2025, Dedi dikejutkan oleh permintaan untuk mengevakuasi jenazah di dalam kawasan hutan Perhutani Cisujen, yang lokasinya berjarak sekitar 8 kilometer dari desa.

“Saya diberi tahu oleh seorang Kepala Dusun sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu dini hari. Beliau datang ke kantor desa dan meminta bantuan untuk mengevakuasi korban menggunakan ambulans,” ujar Dedi kepada sukabumiupdate.com, Jumat (25/4/2025).

Baca Juga: Musim Impun, Warga Padati Muara Sungai di Laut Palabuhanratu Sejak Subuh

Jenazah yang dimaksud adalah Otib (60 tahun), petani dari Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade yang jadi korban peluru nyasar akibat aktivitas perburuan babi hutan di tempat kejadian perkara (TKP).

Belakangan diketahui, Otib tewas setelah tertembak oleh salah satu pemburu berinisial JF yang kini telah ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian.

Tanpa banyak tanya, Dedi langsung bergegas meluncur ke TKP. Ia sempat melewati jalan beraspal hingga sampai ke Kampung Cikopel. Namun saat memasuki kawasan hutan, medan menjadi terlalu ekstrem untuk ambulans. Ia pun harus menumpang Jeep milik terduga pelaku JF yang sebelumnya berada di lokasi kejadian.

"Saya saat itu bersama dua anggota Polsek Tegalbuleud, sopir Jeep, dan satu orang dari rombongan berburu. Mereka semuanya berjumlah empat orang, tapi saat itu bos Eeng (JF) yang biasa memimpin rombongan tidak ikut evakuasi,” jelasnya.

"Jadi setelah tertembak, mayat korban tidak dibawa langsung ke Desa oleh kelompok pemburu itu, tapi langsung pulang ke Desa untuk lapor ke kepolisian. Setelahnya mereka kembali ke TKP bersama kita. Eeng ikut juga laporan, tapi tidak ikut evakuasi," tambahnya.

Perjalanan menuju TKP itu gelap dan sepi. Saat sampai di lokasi sekitar pukul 02.30 WIB, saung tempat korban ditemukan berada di legok (dataran bawah), sekitar 70 hingga 100 meter dari jalan hutan. Dedi terdiam melihat kondisi korban.

“Korban tergeletak di tanah, penuh darah. Lukanya parah. Saya sampai lemas, badan ini bergetar, nyaris roboh. Di sana ada istrinya, saudaranya, dan juga satu orang dari rombongan berburu yang berada di saung lain, pada saat kejadian tidak ikut pulang," ungkap Dedi.

Kolase foto mobil ambulans desa Sumberjaya dan mobil milik pemburu. | Foto: IstimewaKolase foto mobil ambulans desa Sumberjaya dan mobil milik pemburu. | Foto: Istimewa

Jenazah korban kemudian dievakuasi menggunakan Jeep, lalu dipindahkan ke ambulans yang menunggu di jalan nasional Tegalbuleud, Kampung Cikopel sekitar pukul 03.30 WIB, dan langsung dibawa ke RSUD Jampangkulon sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH untuk autopsi.

"Karena lokasi saung berada di bawah dan di atasnya dekat jalan yang dilalui mobil pemburu, jadi kita mudah gotong korbannya. Tidak terlalu jauh. Kemudian di lokasi, istri korban juga dalam keadaan pingsan. Jadi kita evakuasi juga," jelasnya.

Lebih lanjut Dedi menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, rombongan pemburu itu memang kerap melewati wilayah tersebut. Sebelum kejadian, mereka bahkan sempat bertanya pada istri korban soal keberadaan babi hutan di sekitar TKP.

"Rombongan pemburu itu memang sering melewati daerah tersebut dan sempat berhenti untuk menanyakan perihal babi hutan kepada istri korban," tuturnya.

"Iya sudah dapat info, bahwa bos Eeng sudah diamankan. Harapan saya kepada pihak terkait agar bisa menertibkan yang berburu, karena banyak petani," tandasnya.

Baca Juga: Otib dan Luka Menembus Paru, Misteri Keberadaan Proyektil dalam Kematian Petani Sukabumi

Kapolres Sukabumi AKBP Samian menyatakan pelaku diamankan karena diduga lalai dalam prosedur perburuan babi. "Alhamdulillah, kita sudah mengamankan satu orang terduga pelaku, karena lalainya menyebabkan meninggalnya orang lain. Siang ini sedang dilakukan pendalaman pemeriksaan," ujar Samian, Kamis (24/4/2025).

Kasat Reskrim Iptu Hartono menyebut kejadian berlangsung saat perburuan babi di malam hari. "Perburuan dilakukan malam hari pukul 23.00 WIB. Diduga terjadi kelalaian karena tidak menerapkan standar keamanan dan keselamatan. Ini yang menyebabkan tembakan menjadi salah sasaran," katanya.

JF diketahui merupakan warga Bogor. Polisi masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain. "Barang bukti sudah ada yang diamankan, termasuk senpi, peluru, dan perlengkapan lainnya. Pemeriksaan masih terus berjalan," tambah Hartono.

Berita Terkait
Berita Terkini