SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena tahunan yang identik dengan tradisi masyarakat pesisir kembali terjadi di wilayah Palabuhanratu dan sekitarnya. Dalam dua hari terakhir, sejak Kamis (24/4/2025), antusiasme warga terlihat tinggi dalam menyambut kemunculan ikan impun, yang hanya muncul pada musim tertentu di sejumlah muara sungai.
Ratusan hingga ribuan warga memadati area Muara Pantai Citepus di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu. Kepadatan serupa juga terpantau di Muara Cimaja, Kecamatan Cisolok, serta di muara Sungai Cimandiri yang terletak di Kecamatan Simpenan. Aktivitas ini berlangsung setiap hari pada dua waktu, yakni sejak pukul 05.00 WIB pada pagi hari dan dilanjutkan pada pukul 14.30 WIB di sore hari.
Ikan impun, yang dikenal sebagai ikan kecil seukuran batang lidi, menjadi daya tarik utama masyarakat yang datang dari berbagai kalangan. Mereka membawa peralatan sederhana seperti jaring, ember, dan senter untuk menangkap ikan yang bermunculan dalam jumlah besar.
Baca Juga: Apakah Boleh Konsumsi Magnesium dan Vitamin C Bersamaan? Simak Manfaat dan Efek Sampingnya
Menurut Deni (45), warga Citepus yang telah dua hari berturut-turut mengikuti kegiatan ini, penangkapan impun dilakukan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Adapun jika hasil tangkapan melimpah kata Deni sebagian akan dijual kepada masyarakat sekitar dengan harga relatif terjangkau
"Kalau musim impun seperti ini, kami tidak mau melewatkan. Ini tradisi dan juga berkah bagi warga. Untuk konsumsi tapi kalau menang banyak ada yang pengen beli di jual harga Rp15.000 per gelas plastik," ujar Deni.
Sementara itu, Ujang Suhendi (52), seorang nelayan asal Palabuhanratu, menekankan bahwa musim impun tidak hanya memberikan nilai ekonomi, melainkan juga berperan dalam memperkuat hubungan sosial antarwarga.
"Ini bagian dari kekayaan lokal yang bisa menarik wisatawan. Saya dari kecil sampai sekarang kalau musim impun selalu ikut menangkap, kalau dulu sama orang tua, sekarang bareng anak istri, selalu ramai warga yang ikut melihat," terangnya.
Ia berharap, fenomena ini bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata tahunan yang mendatangkan manfaat lebih luas. "Kalau ini dapat dikemas dengan baik, bukan tidak mungkin jadi agenda tahunan yang mendatangkan manfaat lebih luas bagi masyarakat," tandasnya.