Ditangkap! Pemburu Dari Bogor di Balik Peluru Nyasar Tewaskan Petani Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Kamis 24 Apr 2025, 15:35 WIB
Olah tempat kejadian perkara pada kendaraan milik JF. Ia diduga terlibat dalam tewasnya Otib (60 tahun), petani yang menjadi korban peluru nyasar di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

Olah tempat kejadian perkara pada kendaraan milik JF. Ia diduga terlibat dalam tewasnya Otib (60 tahun), petani yang menjadi korban peluru nyasar di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Polisi menangkap pelaku yang diduga terlibat dalam tewasnya Otib (60 tahun), petani asal Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Otib menjadi korban peluru nyasar di Kecamatan Tegalbuleud pada Selasa malam, 22 April 2025. Informasi ini disampaikan Kasatreskrim Polres Sukabumi Iptu Hartono.

"Alhamdulillah sudah mengamankan terduga (pelaku), sedang dikakukan pendalaman pemeriksaan," kata dia kepada wartawan pada Kamis (24/4/2025).

Menurut keterangan polisi, terduga pelaku berinisial JF, yang merupakan warga Bogor, sedang berburu babi pada malam kejadian, sekira pukul 23.00 WIB. Namun dalam pemburuan tersebut, JF diduga lalai menerapkan standar keselamatan dan prosedur operasional. Kelalaian ini menyebabkan tembakan salah sasaran yang menewaskan Otib.

"Ada keteledoran standar pengamanan untuk melakukan pemburuan, tidak melakukan SOP dulu, standar safety, yang mana dugaannya melakukan itu langsung salah sasaran. Pemburuan dilakukan malam hari pukul 23.00 WIB. Terduga pelaku yang diamankan baru satu orang, berinisial JF, merupakan warga Bogor," ujar Hartono.

Hartono menyebut pihaknya telah menyita barang bukti, termasuk senjata dan peluru yang digunakan. Hingga saat ini, JF menjadi satu-satunya pelaku yang ditahan, namun penyelidikan terus dilakukan. "Masih pendalaman, dilakukan pemeriksaan, barang bukti sudah ada yang diamankan, alat peluru dan lainnya sudah lengkap," ujar dia.

Baca Juga: Kesaksian Kunci: Pemburu Muncul saat Otib Meregang Nyawa, Petani Sukabumi Korban Peluru Nyasar

Otib adalah warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade. Bersama istrinya, Eem (55 tahun), ia sering bertani dan bermalam di tempat kejadian atau sebuah saung di lahan Perhutani Cisujen Blok 10, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud. Selasa malam, 22 April 2025, Otib mengalami kejadian mengenaskan ini.

Malam itu, tepatnya sebelum pukul 23.00 WIB, sejumlah pemburu sempat bertanya kepada istri Otib soal posisi babi hutan di sekitar wilayah tersebut. Tidak lama, terdengar suara tembakan dari arah ladang. Eem yang masih terjaga menduga para pemburu berhasil menembak babi, namun ternyata sang suami yang menjadi korban.

Empat pemburu kemudian muncul di tempat kejadian, tiga di antaranya warga Desa Sumberjaya, sedangkan satu lainnya dari Bogor, tetapi memiliki rumah di Kampung Cipangparang, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud. Orang tersebut yang kini diketahui berinisial JF, diduga menjadi juru tembak dalam pemburuan.

Beberapa jam Otib dibiarkan di lokasi dengan luka yang dideritanya. Baru sekira pukul 03.00 WIB, ia diangkut mobil pemburu sampai ke jalan raya, lalu dipindahkan ke ambulans untuk dibawa ke RSUD Jampangkulon dan tiba sekira pukul 05.30 WIB. Jenazah Otib selanjutnya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk diautopsi.

Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH dr Nurul Aida Fathya menyebut luka Otib yang berdasarkan karakteristiknya disebabkan kekerasan tumpul itu memiliki panjang kurang lebih 18 sentimeter. Posisi lukanya membentang dari kanan ke kiri dan melintasi garis tengah tubuh. Namun Aida mengatakan timnya tidak menemukan benda apa pun.

"Ditemukan adanya luka pada area punggung. Lukanya cukup dalam karena menimbulkan kerusakan pada organ dalam dan ada banyak perdarahan, kelihatan di pakaian. Beberapa organ juga tampak pucat. Ukurannya cukup besar, sekitar 18 sentimeter, (kedalamannya) sampai organ dalam, sampai rongga tubuh," kata dia pada Rabu malam, 23 April 2025.

"Penyebab kematiannya adalah kekerasan tumpul yang di daerah punggung yang menyebabkan kerusakan pada paru dan menimbulkan perdarahan," lanjut Aida.

Keterangan itu diperoleh Aida setelah melakukan autopsi selama lima jam pada Rabu kemarin, mulai pukul 12.30 WIB hingga sekira 17.00 WIB. Adapun Otib diperkirakan meninggal dua belas jam sebelum autopsi berlangsung.

Berita Terkait
Berita Terkini